Hidayatullah.com– Rentetan gempa NTB telah merusak setidaknya ratusan masjid. Di Lombok Utara, suara beduk tak lagi berbunyi, sudah tak terdengar lagi suara adzan dari pengeras suara masjid.
Pengungsi lebih memilih shalat di kemah masing-masing. Walau beberapa masjid rusak tak begitu parah, mereka masih trauma, ditambah gempa susulan yang selalu datang tiba-tiba.
Agar bisa kembali shalat berjamaah, para pengungsi membutuhkan masjid darurat yang membuat mereka merasa aman dan bisa khusuk beribadah.
Persaudaraan keluarga Palestina dan Indonesia yang tergabung dalam Sahabat Al-Aqsha mendirikan masjid darurat di Dusun Dompo Indah, Desa Selengan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, NTB, sebagai bukti tanda cinta dari keluarga Palestina kepada korban gempa NTB.
Supaya pengungsi merasa aman, masjid dibuat dari bahan rangka baja ringan dengan atap spandex. Luas ukuran kurang lebih 10×9 meter per segi.
Dari pantauan hidayatullah.com, ketika waktu shalat zhuhur, Sabtu (11/08/2018), masjid darurat itu terisi penuh walaupun proses pembangunan masih 60 persen. Meski warga masih berduka dan trauma, mereka tampak khusuk dalam shalatnya.
Kepala Dusun Dompo, Ahmad Kurdi, terharu dan mengucapkan rasa syukur dan terima kasih.
“Kami tahu keadaan mereka lebih parah dari kami, tapi mereka mau membantu kami,” ujarnya sambil menghapus air mata.
Di dusun yang dipimpinnya ada sekitar 300-an pengungsi. Menurutnya ada sekitar 8 warganya yang meninggal, 3 di antaranya masih dalam proses evakuasi.
Baca: Baru Dua Hari Diresmikan, Masjid Ini Runtuh Diguncang Gempa
Abdur Rochim, Direktur Kelompok Media Hidayatullah mengatakan, masjid darurat itu adalah tanda cinta dari warga Palestina yang dititipkan melalui Sahabat Al-Aqsha dan Majalah Hidayatullah.
“Semoga kelak masjid ini menjadi cikal bakal markaz Al-Qur’an tempat lahirnya anak-anak pecinta Al-Qur’an yang juga akan menjadi pejuang pembebas Al-Aqsha,” terangnya.
Nantinya, masjid ini juga bisa dipakai untuk menghidupkan kembali taman belajar Al-Qur’an dan juga bisa untuk menampung pengungsi prioritas seperti orang sakit, lansia, dan balita.
Menurut Rochim, nantinya ada beberapa titik posko lagi yang akan dibangun majid darurat.
Untuk itu, Al Sarra Foundation dan Sahabat Al Aqsha akan membangun masjid darurat yang akan digunakan juga sebagai penampungan prioritas, orang jompo, balita, dan orang sakit serta akan di pakai untuk TPQ dan shalat berjamaah.
Baca: Masjid Darurat untuk Korban Gempa NTB
Sebagaimana diketahui, Dusun Dompo, Desa Selengan, adalah sebagian dari berbagai daerah di Kabupaten Lombok Utara yang mengalami gempa. 100 % rumahnya roboh, termasuk masjidnya.
Baca: Jumatan Pertama Pengungsi Korban Gempa di Masjid Darurat
Menurut Kepala Dusun Dompo, Ahmad Kurdi, saat puncak gempa, saat berlangsungnya shalat isya di masjid, banyak warga yang tidak siap.
“Ada 8 warga saya yang meninggal, masih 4 yang belum bisa dievakuasi. Karena sulitnya lokasi rumahnya. Di atas tebing,” jelas Pak Kadus.
“Posko ini kami buat swadaya, Alhamdulillah, ada yang berkenan membantu masjid darurat. Kami tidak tahu, sampai kapan kami di pengungsian,” tambah Kurdi.
Dusun Dompo memiliki penduduk 650 jiwa. Musibah gempa telah menghancurkan keseluruhan rumah yang ada. Termasuk 1 masjid roboh, dan 3 mushalla hancur. Sedangkan kapasitas masjid darurat sumbangan keluarga Palestina kurang lebih untuk 120-an orang.
Menurut Zulkifli, koresponden hidayatullah.com NTB, bantuan yang diperlukan segera warga Dompo adalah; masjid darurat, genset, fasilitas MCK, dapur umum, mushaf Al-Qur’an, dan terpal.*/ Sirajuddin Muslim
Baca: Masjid Darurat Pengungsian Korban Gempa Siap Dipakai Jumatan