Hidayatullah.com– Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) bersama DPR RI mendorong perekonomian Pondok Pesantren Hidayatullah agar lebih maju lagi.
Demikian salah satu poin penting dari kunjungan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemristekdikti Dr Jumain Appe bersama Wakil Ketua Komisi X DPR RI yang juga tokoh masyarakat Kalimantan Timur Dr Ir Hetifah Sjaifudian dan Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana ke Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kaltim.
Dalam silaturahim yang dirangkai acara Penyerahan Bantuan Pengolahan Air Siap Minum oleh Kemristekdikti di Ponpes Hidayatullah Balikpapan, Senin (12/11/2018) itu, sekaligus dilakukan peresmian unit pengolahan air dimaksud.
Dirjen Jumain menyatakan, pemerintah sangat mendorong program perekonomian seperti pengolahan air tersebut, yang langsung bermanfaat bagi masyarakat.
“Kita ke depan meningkatkan kesejahteraan umat. Lewat pendidikan dan dukungan-dukungan pendidikan, termasuk pesantren yang pendidikannya sangat mandiri,” ujarnya di depan pengurus pesantren dan para santri dan guru di Aula STIS Hidayatullah Putri.
Baca: UAS Sarankan Ormas Hidayatullah Bisa Bangun Rumah Sakit
Dirjen berharap dukungan dimaksud tak berhenti di situ. Ia mengaku akan mendukung adanya anggaran yang bisa langsung diberikan kepada pesantren, khususnya misalnya Hidayatullah, yang kata dia punya banyak tanah yang bisa dimanfaatkan.
Pihaknya mengaku mendorong pesantren dalam keilmuan dan ekonomi. “Jangan sampai ekonomi kita hanya dikuasai oleh 1 persen,” imbuhnya.
Terkait unit pengolahan air tersebut, Dirjen meyakini bahwa hal itu sangat dibutuhkan di pesantren. “Saya kira santri kita butuh air bersih dan air minum ini,” ujarnya. Dengan demikian, diharapkan para santri yang dicetak adalah sosok yang juga sehat, jangan sampai sakit-sakitan.
“Tugasnya berdakwah makanya harus sehat dan berjiwa usaha,” ujarnya dalam sambutannya.
Dinilai Sudah Sepantasnya
Sementara Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabayan, Prof Joni Hermana, menekankan bahwa memang sudah sepantasnya lah pemerintah membantu pesantren.
“Sudah seharusnya pesantren dibantu,” ujarnya dalam sambutannya.
Ia memuji pesantren yang mampu bangkit mandiri sekalipun tanpa bantuan pemerintah, sembari memuji pesantren yang sedang dikunjunginya saat itu.
“Di Hidayatullah ini luar biasa sekali karena militansi yang luar biasa bagi santri-santriwatinya. Makanya saya selalu mau kalau diundang Hidayatullah,” ujarnya.
Prof Joni mengaku setuju dengan Dirjen Kemristekdikti bahwa, “Kalau dari segi rohani sudah bagus harus ditunjang juga oleh fisik yang kuat.” Tapi ia tak lupa mengkritisi peran pemerintah terkait pendidikan.
Kata Prof Joni bangsa ini setengah-setengah dalam proses pendidikan. Yang diajarkan cuma tentang pendidikan agama, tapi tidak bagaimana menjadi orang beragama, baik itu Islam, Kristen, Buddha, dan yang lainnya.
“Justru yang ini diabaikan oleh pemerintah menurut saya gitu loh,” sindirnya.
Prof Joni pun menekankan pula peran pesantren termasuk ormas-ormas Islam dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
NU, Muhammadiyah, Hidayatullah, sebutnya antara lain, yang sejatinya banyak mempersembahkan untuk bangsa. “Mereka ini yang sesungguhnya menjaga keutuhan bangsa,” imbuhnya.
Baca: Aksa Mahmud Resmikan Minimarket Sakinah Kelima Hidayatullah
Soal unit pengolahan air itu, Prof Joni mengaku semangat saat diajak Dirjen Kemristekdikti, apalagi ditambah dukungan dari Hetifa. “Ini merupakan tabungan di akhirat kelak,” ungkapnya.
Menyambung sambutan kedua tokoh itu, Hetifa mengungkapkan antusiasnya atas program yang diluncurkan di pesantren tersebut.
Memang, kata dia, masalah air adalah kata kunci dalam kehidupan. Bertepatan pada tanggal 12 November tersebut diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional. Menurutnya, keberadaan air sehat terkait erat dengan kesejahteraan, termasuk di pesantren.
Sebagai contoh, ia mendengar para buruh di sebuah perkebunan sawit terpaksa harus mengeluarkan dana cukup besar dari upah mereka untuk sekadar membeli air.
Karena air itu tidak sehat, mereka juga harus keluar uang untuk membeli antibiotik sebab tidak semua buruh itu ikut BPJS. Akibatnya, kemampuan finansial mereka mereka merosot.
Kalau air gratis, kesejahteraan mereka juga meningkat, ujarnya.
Oleh karena itu, dengan adanya unit pengolahan air siap minum tersebut, diharapkan mampu membantu meningkatkan perekonomian pesantren, secara khusus terjadi inovasi-inovasi di bidang ekonomi.
“Harus ada inovasi baru. Kita harus bisa loncat mengerjakan ketertinggalan kita dari negara-negara lain,” ujarnya.
Menyinggung soal pendidikan, Hetifa mengatakan bahwa pendidikan dikelola untuk meningkatkan iman dan taqwa.
Baca: Genap 28 Tahun Majalah “Suara Hidayatullah” Mengemban Misi Dakwahnya
Tak lupa dalam kesempatan itu, para narasumber menyampaikan dukungannya terhadap Hidayatullah yang akan menggelar Silaturahim Nasional (Silatnas) pada 20-25 November 2018.
Pihak pesantren menyatakan siap memaksimalkan bantuan dimaksud, misalnya dengan menyediakan air minum mineral berkemasan untuk dikomersialkan. Apalagi pesantren ini punya 300 lebih jaringan di seluruh Indonesia. Tinggal bagaimana proses legalisasi dan sebagainya.
Di pengujung acara, dilakukan pembacaan doa, dilanjutkan para tamu menikmati air hasil pengolahan untuk langsung diminum. “Airnya bersih dan seger,” ujar Hetifa kemudian dengan mantapnya.*