Hidayatullah.com– Menyaksikan dan mencermati peristiwa bentrokan yang terjadi antara loyalis pemerintah Yaman dengan pemberontak Syiah al Houthi di Kota Hudaidah, Yaman yang telah menelan korban 142 jiwa termasuk anak-anak dan perempuan, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan sikapnya.
“(PBNU) mendorong pemerintah Indonesia untuk segera mengambil langkah diplomatis dan ikut andil dalam upaya menciptakan perdamaian di Yaman.
Upaya ini penting dilakukan sebagai bagian dari tanggung jawab internasional yakni turut berperan dalam usaha menciptakan perdamaian dan keamanan dunia,” ujar Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam pernyataannya di Jakarta kemarin diterima hidayatullah.com, Rabu (14/11/2018).
Baca: Militer Yaman Menuju Hudaida untuk Hadapi Pemberontak Syiah al Houthi
PBNU mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk berinisiatif melakukan mediasi agar tercipta suatu keadaan yang kondusif di Yaman, serta agar tumbuh kembali sebagai negara yang berdaulat yang mensejahterakan rakyat.
PBNU menegaskan, perdamaian, kebebasan, dan toleransi adalah prinsip utama dalam menjalankan kehidupan di samping prinsip Maqaasid Syariah yang terdiri dari hifdud din wal aql (menjaga agama dan akal), hifdzul nafs (menjaga jiwa), hifdun nasl (menjaga keluarga), hifdul mal (menjaga harta), dan hifdhul irdh (menjaga martabat).
“Kelima prinsip tersebut merupakan prinsip utama yang harus ditegakkan dimanapun bumi dipijak,” imbuhnya.
Baca: 11.785 Ranjau Darat yang Ditanam Pemberontak Syiah al Houthi Dibersihkan
PBNU mengajak kepada masyarakat internasional untuk bersama-sama menggalang bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Yaman.
“(PBNU) mengecam segala bentuk dan tindak kekerasan, termasuk di dalamnya adalah perilaku menyerang pihak-pihak yang dianggap berbeda,” ujarnya, perilaku uty bukanlah merupakan ciri Islam yang Rahmatan Lil alamin.*
Baca: Pemberontak al Houthi Tangkapi Perempuan Peserta Aksi Damai