Hidayatullah.com– Cendekiawan Muslim Dr Adian Husaini menyerukan, sudah saatnya kaum Muslimin berdakwah berdasarkan penelitian dalam melawan pemurtadan. Sejak ia menjadi pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Muhammadiyah sampai sekarang, pemetaan tersebut belum berhasil dibuat.
“Coba kita buat pemetaan kristenisasi itu apa? Kita harus punya data yang jelas,” ujar mantan Wakil Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama MUI ini dalam acara seminar nasional “Mengungkap Fakta Upaya Pemurtadan Pasca Bencana dan Solusinya” di lantai empat kantor pusat MUI, Jakarta, Senin (19/11/2018).
Ia bercerita, temannya yang bekerja di satu lembaga riset pernah menunjukkan kepadanya data-data yang dipesan oleh sebuah lembaga misi Kristen di Singapura. Data itu berisi data penduduk, tokoh, orang-orang berpengaruh di situ dan lain-lain. Mereka, kata Adian, melakukan survei terlebih dahulu sebelum masuk ke daerah.
“Jadi kita (juga) mesti bergerak dengan pemetaan,” kata doktor bidang peradaban Islam di International Institute of Islamic Thought and Civilization – International Islamic University Malaysia (ISTAC-IIUM), yang disertasinya berjudul “Exclusivism and Evangelism in the Second Vatican Council”: A Critical Reading of The Second Vaticand Council Documents in the Light of the Ad Gentes and the Nostra Aetate.” ini.
Sebenarnya, kata Adian, lembaga yang paling senior menangani pemurtadan adalah Dewan Dakwah dan Muhammadiyah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Saya pernah dengar almarhum Maftuh Basyuni, ‘Andaikan tidak ada Muhammadiyah, entah apa jadinya Indonesia ini.’ Beliau orang NU, tapi mengakui dalam soal kristenisasi, Muhammadiyah punya track record (rekam jejak) yang panjang,” katanya.
Adian mengusulkan Komite Dakwah Khusus MUI mengundang beberapa anggota dua ormas tersebut untuk konsolidasi dan mematangkan lagi konsepnya supaya lebih profesional dalam melawan pemurtadan.* Andi