Hidayatullah.com– Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, KH Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Solah menilai buku biografi pahlawan dalam bentuk komik bagus sekali untuk anak-anak.
Sebab dinilai lebih mudah dibaca oleh anak-anak. Menurut survei sebuah media nasional dua tahun lalu, tuturnya, 60 % masyarakat menganggap nilai kepahlawanan itu menurun.
“Jadi (penulisan buku) ini sebagai upaya mengenalkan pahlawan sekaligus nilai kepahlawanan,” kata cucu Kiai Hasyim Asy’ari ini usai acara peluncuran buku seri biografis KH Wahid Hasyim dan Dewi Sartika terbitan Esensi di Museum Nasional, Jakarta pada Kamis (07/02/2019).
Baca: Mahfudz: Pemikiran KH Wahid Hasyim Jawab Radikalisasi Islam
Yang patut diteladani generasi milenial dari KH Wahid Hasyim, menurut Gus Solah adalah, meski usianya pendek, tapi karya Wahid Hasyim banyak.
“Lebih-lebih untuk Islam ini amal untuk dunia dan akhirat,” ucapnya.
Ia menuturkan, Wahid Hasyim pernah menjadi menteri agama dan salah seorang dari tim sembilan yang merancang pembukaan UUD 1945.
Selain itu, tambahnya, ada peran KH Wahid Hasyim yang tidak diketahui banyak orang. Apa itu?
“Pak Wahid Hasyim itulah yang berhasil memadukan pendidikan Islam dan pendidikan nasional. Pada tahun 1951, dia membuat MoU dengan menteri pendidikan yang isinya mendirikan madrasah. Kemudian memberikan mata pelajaran agama di sekolah-sekolah negeri. Kemudian mendirikan PTAIN yang kemudian jadi IAIN kemudian jadi UIN,” ungkapnya.* Andi