Hidayatullah.com– Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang juga pakar hukum tata negara, Prof Mahfud MD, mengatakan bahwa peretas akun Twitter sahabatnya, Muhammad Said Didu, telah melontarkan fitnah lewat akun yang diretas tersebut.
Diketahui, akun Twitter mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu diretas usai debat terakhir Pilpres 2019 digelar di Hotel Sultan, Jakarta selesai, semalam, Sabtu (13/04/2019).
Akun Twitter @saididu tersebut lalu dipakai peretas untuk memfitnah dai kondang Ustadz Abdul Somad (UAS). UAS difitnah terkait wanita dan rumah.
Mahfud menilai fitnah yang keji itu harus diburu pembuatnya dan dipidanakan.
“Kita sepakat kalau cuitan yang dibuat hacker itu fitnah keji yang bisa dan harus diburu untuk dipidanakan,” ujar Mahfud lewat akun Twitternya, @mohmahfudmd, pantauan hidayatullah.com dikicaukan pada Ahad (14/04/2019) siang.
Baca: Akun Twitter Said Didu yang Diretas Unggah Fitnah ke UAS
Untuk jalur hukum pidananya, kata Mahfud, Said Didu pasti lapor ke aparat resmi seperti polisi.
Setelah akun Twitternya diretas pihak yang belum diketahui, Said Didu memberitahu ke Mahfud untuk diumumkan ke media sosial bahwa akun Said Didu telah diretas.
“Memberitahu saya maksudnya agar dicuitkan ke medsos supaya orang tahu bahwa cuitan-cuitan di akun Pak Said bukan dirinya yang buat tapi hacker. Dia, kan tidak bisa mengumumkan sendiri karena akunnya sudah dicuri,” jelasnya.
“Sy tak tahu siapa pelakunya. Mungkin juga pengadu domba. Nanti Polisi bs membongkar. Kita endapkan dulu, 3 hari lagi sdh Pilpres,” kicaunya juga.
Mahfud juga menulis sebelumnya bahwa kicauan akun Said Didu yang telah diretas itu telah menyerang UAS dengan brutal.
“Say sdh tidur ketika jam 01.23 WIB td pg Said Didu kirim WA ke sy, memberitahu dan meminta sy ngumumkan bhw Akun Twitternya @saididu di-hack dan dikendalikan org lain. Stlh sy LHT akunnya memang benar berisi hal2 yg tak mungkin dicuitkan oleh Pak Said, yi, serangan brutal thd UAS,” tulisnya.
Diberitakan sebelumnya, akun Twitter @saididu dipakai peretas untuk memfitnah dai kondang Ustadz Abdul Somad (UAS).
Pantauan hidayatullah.com, Ahad (14/04/2019) sekitar pukul 10.39 WIB, akun @saididu sudah mengunggah setidaknya 7 unggahan fitnah terhadap UAS.
Sementara itu, menanggapi peretasan akunnya, Said Didu akan meminta pihak yang menguasai masalah peretasan ini, yakni Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk berlaku adil dan turun tangan.
“Saya akan meminta tolong agar Kominfo berlaku adil. Selama ini kan tidak,” ujar Said Didu, Sabtu (13/04/2019).
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Said Didu menuding Kominfo tidak bertindak saat akun Twitter pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diretas.
Sejumlah pendukung Prabowo-Sandi yang pernah mengalami peretasan di Twitter adalah Haikal Hasan, Ferdinand Hutahaean, JS Prabowo, Mustofa Nahrawardaya, dan Dahlan Iskan.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, UAS bertemu dengan capres 02 Prabowo Subianto terkait dukungan pada Pilpres 2019.
Dalam pertemuan itu, UAS mengungkapkan, apa pun yang terjadi setelah pertemuannya dengan Prabowo, ia serahkan sepenuhnya kepada Allah. UAS sudah memprediksi bahwa akan banyak fitnah kepadanya.
“Setelah ketemu ini, selesai, kuserahkan semuanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Apa yang terjadi pada saya, kuserahkan semuanya kepada Engkau ya Allah, yang penting sudah kusampaikan.
Plong. Malam ini saya bisa tidur lelap.
Hanya saja, tentu fitnah tentu banyak,” ungkapnya.*