Hidayatullah.com– Komisi Pemilihan Umum (KPU) terbukti melakukan pelanggaran terkait hitung cepat (quick count) hasil Pemilu 2019, sebagaimana keputusan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI.
Terkait laporan pelanggaran administrasi quick count, Bawaslu memutuskan KPU terbukti secara sah melanggar tata cara dan prosedur pendaftaran dan pelaporan lembaga survei.
KPU diperintahkan untuk segera memperbaiki tata cara yang melakukan penghitungan cepat Pemilu 2019 tersebut.
“Memerintahkan kepada KPU untuk mengumumkan lembaga penghitungan cepat yang tidak memasukkan laporan ke KPU,” kata Ketua Majelis, Abhan dalam sidang pembacaan putusan dugaan pelanggaran administratif pemilu Nomor 08/LP/PP/ADM/RI/00.00/V/2019, di Gedung Bawaslu, Jakarta, Kamis (16/05/2019).
Anggota Majelis, Rahmat Bagdja menambahkan, KPU tidak melakukan pengumuman secara resmi terkait pendaftaran pelaksanaan kegiatan penghitungan cepat Pemilu 2019.
Baca: Bawaslu Putuskan KPU Melanggar, Perintahkan Perbaiki Input Situng
KPU juga tidak menyampaikan pembicaraan secara tertulis kepada lembaga yang telah melakukan penghitungan cepat hasil pemilu untuk memasukkan laporan sumber dana dan metodologi yang digunakan paling lambat 15 hari setelah pengumuman hasil survei jajak pendapat dan atau penghitungan cepat hasil pemilu.
“Tindakan KPU yang tidak menyurati secara resmi kepada lembaga penghitungan cepat hasil pemilu merupakan tindakan yang bertentangan dengan ketentuan pasal 449 ayat 4 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, pasal 29 dan 30 ayat 1 PKPU 2018 tentang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat,” ucapnya.
Putusan ini diambil dalam rapat pleno yang dihadiri oleh kelima pimpinan Bawaslu pada Selasa (14/05/2019). Namun dibacakan hari ini dengan empat majelis sidang.
Sidang dihadiri oleh pelapor, Maulana bungaran dan Sufmi Dasco Ahmad. Sedangkan dari pihak terlapor KPU diwakilkan Hendra arifin dan Ahmad Wildan.
Baca: BPN: Kesalahan Input KPU Serius, TPF Kecurangan Pemilu Mendesak
Bawaslu juga menyatakan, KPU melanggar prosedur dalam melakukan input data ke Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng).
Bawaslu pun memerintahkan komisi yang diketuai oleh Arief Budiman itu agar memperbaiki tata cara dan prosedur penginputan data dalam situng.
“Memerintahkan KPU untuk memperbaiki tata cara dan prosedur dalam input data dalam situng,” ujar Abhan.*