Oleh : Meliana Chasanah
BULAN Ramadhan adalah bulan suci di mana banyak terdapat keberkahan di dalamnya. Setiap umat Muslim pasti ingin menyambutnya dengan suka cita dan tak ingin melewatkannya dengan sia-sia. Namun, terbayangkah oleh kita, saudara-saudara Muslim di Palestina menyambut Ramadhan 1440 H kali ini penuh duka lara.
Gaza kembali memanas. Pasukan Israel dan pejuang Palestina terus melancarkan serangan dalam tiga hari belakangan. Beberapa orang tewas dan beberapalainnya terluka. Kekacauan ini dimulai ketika penembak jitu dari pejuang Palestina menembak pasukan ‘Israel’ dan menyebabkannya terluka. ‘Israel’ membalasnya dengan serangan udara. Keduanya pun kemudian saling meluncurkan roket. Eskalasi ini terjadi jelang Ramadhan dan Hari Kemerdekaan ‘Israel’.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan tiga dari enam korban tewas itu adalah bayi Palestina berusia 14 bulan dan ibunya yang sedang mengandung. “Pesawat ‘Israel’ menembakkan rudal di dekat rumah dan pecahan peluru memasuki rumah, menghantam bayi kami yang malang,” kata kerabat ibu dari bayi itu, Ibtessam Abu Arar, dilansir Reuters.”
Bahkan serangan kali ini lebih brutal dari sebelum-sebelumnya tanpa memperhatikan siapa yang diserang, hingga menewaskan wanita dan bayi yang tak berdosa. Di dalam Islam perang memiliki aturan dan ketentuan, di antaranya yaitu tidak boleh merusak fasilitas umum, harus di tanah lapang, tidak boleh menyerang wanita, anak-anak, dan juga lansia.
Peristiwa ini terjadi secara bertubi-tubi entah berapa ratus atau bahkan ribuan kali. Semenjak pendudukan ‘Israel’ secara resmi tahun 1948, mereka terus-menerus meluncurkan serangan kepada penduduk pribumi (penduduk asli Palestina) dengan dalih ingin menguasai tanah tersebut. Hingga saat ini pemukiman penduduk Palestina semakin sempit karena desakan dari penduduk ‘Israel’ yang bengis tanpa hati nurani menghabisi dan menguasai tanah itu seorang diri.
Problematika Muslim Palestina
Bisa kita bayangkan di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, kita sebagai warga negara Indonesia masih bisa menjalankannya dengan penuh khidmat, tanpa harus takut ada yang mengganggu, merasa aman tenteram tanpa kekhawatiran yang menerpa. Di Palestina, umat Muslim selalu dilanda dengan gas air mata, serangan rudal, dan tak tanggung-tanggung bom nuklir dihempaskan oleh tentara ‘Israel’ tersebut.
Di bulan Ramadhan, mereka masih bisa merasakan santap sahur di dunia, bisa saja mereka merasakan berbuka puasa di akhirat.
Para mujahidin di sana begitu tangguh, tak heran jika tentara ‘Israel’ menyerangnya ketika Ramadhan datang. Alasannya adalah ingin menggoyahkan keimanan kaum Muslimin agar mereka menyerahkan tanah Palestina kepada ‘Israel’.
Ada begitu banyak problem yang dirasakan umat Muslim Palestina terutama yang berada di Jalur Gaza semenjak penjajahan kaum Yahudi Laknatullah tersebut. Penindasan tanpa henti, penganiayaan terhadap wanita dan anak-anak, ada pula yang disekap oleh tentara ‘Israel’ hingga mengalami trauma mendalam, entah penyiksaan apa yang mereka lakukan hingga menyebabkan hal demikian. Tak henti-hentinya pembunuhan terus terjadi setiap harinya. Islam merupakan satu-satunya agama yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, begitu pula darah, nyawa manusia, dan harta yang diperbolehkan untuk dikelola. Dan Allah SWT melaknat siapa saja bagi pembunuh nyawa orang tak berdosa:
Allah SWT berfirman:
مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰىبَنِيْۤاِسْرَآءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِۢغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَ نَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًا ۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَ نَّمَاۤ اَحْيَاالنَّاسَ جَمِيْعًا ۗ وَلَـقَدْ جَآءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَفِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ
“Oleh karena itu, Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.” (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 32).
Sudah begitu jelas di dalam ayat tersebut bahwa Bani Israil merupakan kaum yang telah ditetapkan hukumannya selama mereka belum bertaubat ke jalan yang benar yaitu Dienul Islam, satu-satunya agama penyempurna setelah adanya agama lain. Mereka akan terus membuat kerusakan di muka bumi sampai mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan, yaitu menguasai Bumi Syam.
Derita Yang Harus Ditanggung
Kini, penduduk pribumi bagaikan pendatang di tanah sendiri. Rumah mereka hancur tak tersisa. Mencari persediaan makanan pun sangat sulit didapatkan. Andai kita yang masih diberi kebebasan menikmati bulan Ramadhan bisa merasakan pedihnya berperang seperti saudara Muslim kita di Palestina, sanggupkah kita?
Mereka telah lama menjerit meminta pertolongan, bukan meminta makanan, bukan pakaian, bukan pula tempat tinggal yang mereka butuhkan. Melainkan hanya pertolongan dari saudara Muslimnya, agar mereka segera dibebaskan.
Kehidupan mereka amatlah pedih, terus-menerus teraniaya. Namun aqidah mereka yang kuat menjadi tameng. Karena mereka sadar bahwa tanah Syam adalah warisan para Nabi dan Rasul yang harus dijaga walaupun darah dan nyawa mereka yang harus menjadi taruhannya. Seperti yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ tentang Negeri Syam / Palestina akan menjadi bumi ribath sampai akhir zaman.
Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang menegakkan agama Allah, orang-orang yang memusuhi mereka maupun tidak mau mendukung mereka sama sekali tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka. Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan Allah.” Malik bin Yakhamir menyahut: Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa mereka berada di Syam.” Mu’awiyah berkata, “Lihatlah, ini Malik menyebutkan bahwa ia telah mendengar Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa kelompok tersebut berada di Syam.” [HR. Bukhari: Kitabul Manaqib no. 3369 dan Muslim: dalam Kitabul Imarah no. 3548].
Penderitaan muslim Gaza berlangsung di depan mata, tanpa ada yang mampu menolong. Apalagi para penguasa Muslim sudah terbelenggu ikatan nasionalisme dan perjanjian rahasia dengan penjajah dan pendukungnya.
Apakah mereka telah lupa dengan firman Allah SWT terhadap pemimpin Muslim dunia:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَا لِهِمْ وَاَ نْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِوَا لَّذِيْنَ اٰوَوْاوَّنَصَرُوْۤااُولٰٓئِكَبَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۗ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يُهَاجِرُوْا مَا لَـكُمْ مِّنْ وَّلَايَتِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ حَتّٰى يُهَاجِرُوْا ۚ وَاِ نِاسْتَـنْصَرُوْكُمْفِى الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ اِلَّا عَلٰىقَوْمٍۢ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِّيْثَا قٌ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Anfal 8: Ayat 72).
Ramadhan semestinya membuat umat makin bersemangat untuk mewujudkan kemuliaan umat dan persatuan hakiki di bawah naungan Islam. Menepis semua ikatan-ikatan Ashobiyah yang menjadikan kita egois terhadap sesama saudara satu akidah. WallahuA’lambiash-Ashowab.*