Hidayatullah.com–Ā Pemerintah mulai mewaspadai penurunan ekonomi Indonesia di tahun ini. Tanda-tanda penurunannya pun terlihat dari pemasukan negara yang mulai seret. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan telah melihat pertanda penurunan ekonomi dari pertumbuhan pajak yang melambat.
“Jadi kami sudah melihat tanda-tanda perekonomian mengalami penurunan dengan penerimaan pajak yang mengalami pelemahan dari sisi pertumbuhannya,” kata Sri Mulyani dalam konpers APBN.
Berdasarkan data APBN KiTa, Jumat (17/05/2019), pendapatan negara per April ini hanya Rp 530,7 triliun, tumbuh hanya 0,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 528,1 triliun.
Seretnya pendapatan negara tersebut lantaran pertumbuhan penerimaan perpajakan (pajak dan bea cukai) juga anjlok. Hingga akhir April 2019, perpajakan hanya mencapai Rp 530,4 triliun, tumbuh 0,6 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan, situasi global yang masih tak menentu juga mengakibatkan penerimaan pajak melambat. Apalagi ekspor dan impor sama-sama mengalami tekanan.
Beberapa saat sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai neraca perdagangan Indonesia pada April 2019 mengalami defisit sebesar 2,5 miliar dolar AS, yang disebabkan oleh defisit sektor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 1,49 miliar dolar AS dan 1,01 miliar dolar AS.
Kepala BPS Suharyanto dalam paparan mengatakan, pada April 2019 ekspor mencapai 12,6 miliar dolar AS, turun 10,80 persen dibandingkan Maret 2019 yang senilai 14,12 miliar dolar AS.
Buruknya kondisi ekonomi bangsa, khususnya defisit neraca perdagangan yang tercatat terburuk dalam sejarah Republik Indonesia, Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahudin Uno mengingatkan pemerintah untuk segera menerapkan langkah-langkah strategis.
Jika tidak, Sandi memprediksi pertumbuhan ekonomi stagnan di angka lima persen atau bahkan turun.
Menurut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini, apabila pemerintah tidak segera mengambil kebijakan strategis yang berpihak kepada rakyat, defisit dapat membawa ekonomi bangsa menuju krisis.
āSelain pemerintah, yang bisa membantu keluar dari buruknya neraca perdagangan adalah entrepreneurship. Ekonominya tumbuh, pengusahanya banyak,ā ujar SandiĀ di hadapan peserta bimbingan karir di Rumah Siap Kerja Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (17/05/2019).* Kump/Ant/INI