Hidayatullah.com– Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (RI) Retno LP Marsudi menyatakan bahwa kemakmuran umat harus menjadi prioritas dan fokus kerja Organisasi Kerjasama Islam (OKI) 50 tahun ke depan.
Hal itu disampaikan Menlu pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi ke-14 OKI (KTT ke-14 OKI) di Tanah Suci Makkah, Arab Saudi, Sabtu (01/06/2019).
Ada 3 visi 50 tahun ke depan OKI sebagai salah satu kekuatan untuk perdamaian dan kemakmuran yang disampaikan oleh Indonesia.
Pertama, kata Menlu, OKI harus terus memperkuat persatuan negara OKI.
Kata Menlu, konflik dan perbedaan yang terjadi di antara negara OKI hanya akan memperlemah kekuatan OKI. Perbedaan ini sejak dahulu bukan saja memperlemah kemampuan OKI dalam mengantisipasi tantangan yang dihadapi, namun juga telah memperlemah kredibilitas OKI.
“Memperkuat rasa saling percaya dan dan persatuan antara negara OKI adalah hal yang krusial,” tandas Menlu.
Kedua, tambah Menlu, kemakmuran umat harus menjadi prioritas dan fokus kerja OKI 50 tahun ke depan.
Ia menjelaskan, negara Islam memiliki potensi yang luar biasa. 70% energi dunia dikuasai atau dimiliki oleh negara OKI. 40% sumber daya alam juga berada dan dimiliki oleh negara OKI. Negara OKI juga memiliki deviden demografi. Meskipun berbagai potensi yang dimiliki, penduduk negara OKI yang berjumlah 1.8 miliar hanya berkontribusi 8,25% total Gross Domestic Product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB) dunia tahun 2017.
“Kerja sama di bidang pembangunan adalah hal penting yang harus menjadi agenda OKI ke depan. Kerja sama untuk mencapai agenda pembangunan berkelanjutan dan Program Aksi OKI tahun 2025 harus menjadi agenda umat kedepan” tegasnya dilansir Kemenlu RI.
Ketiga, kata Menlu, upaya untuk membantu Palestina harus dilipatgandakan.
Masa depan Palestina saat ini tidak semakin baik, bahkan sebaliknya semakin suram. Kekerasan masih terjadi di Palestina. Korban rakyat sipil masih berjatuhan. Pembangunan pemukiman ilegal di tanah Palestina juga terus berlanjut. Di saat yang sama, rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah belum juga terwujud.
“Negara OKI harus bersatu untuk mendukung Palestina, Jangan sampai rakyat Palestina semakin terpuruk,” ungkap Menlu yang tampil berjilbab putih.
Menyikapi adanya proposal perdamaian antara Palestina-‘Israel’ saat ini, Menlu Retno sampaikan hal yang dinilai pentingnya proposal perdamaian, dimana katanya harus memenuhi 3 kriteria. Yaitu, sebutnya, inklusifitas (melibatkan pihak yang bertikai): komprehensif (tidak mengorbankan hak-hak politik Palestina); dan menghormati parameter yang telah disepakai secara internasional.
Di sela-sela KTT OKI ini, Menlu Retno bertemu dan melakukan kunjungan kehormatan dengan Presiden Afghanistan untuk membahas peran Indonesia dalam proses bina damai di Afghanistan.
Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno sampaikan Indonesia akan menggelar pertemuan Indonesia-Afghanistan Women Conference for Peace, dimana perempuan akan dijadikan motor dan agen perdamaian di Afghanistan. Selain itu, Indonesia juga akan menggelar pertemuan kedua Trilateral Ulama Conference di Indonesia dalam waktu dekat.
KTT ke-14 OKI di Makkah menghasilkan dua dokumen hasil, yaitu Final Communique dan Resolusi Palestina yang berisi posisi bersama dunia Islam terhadap isu-isu global yang dihadapi dan pengukuhan dukungan bersama terhadap perjuangan rakyat Palestina.*