Hidayatullah.com– Banjir terjadi di beberapa wilayah di Pulau Sulawesi. Puluhan ribu warga jadi korban banjir di wilayah tersebut hingga hari ini, Senin (10/06/2019). Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), curah hujan dengan intensitas tinggi memicu banjir di Sulawesi pada awal Juni 2019.
Sejumlah kabupaten terdampak banjir di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), dan Sulawesi Tengah (Sulteng). Bencana di beberapa provinsi tersebut menyebabkan puluhan ribu warga mengungsi dan kerusakan pada sektor pemukiman, pertanian, perikanan serta fasilitas umum.
Perkembangan situasi per 9 Juni 2019, banjir di Kabupaten Konawe Utara, Sultra, mengakibatkan 1.091 KK atau 4.198 jiwa mengungsi. Enam kecamatan terimbas banjir adalah Andowia, Asera, Oheo, Landawe, Langgikima, dan Wiwirano.
Baca: Banjir Samarinda, Masjid Tergenang, Jalan Utama Kota Tertutup Air
Sedangkan banjir di Sulsel, korban jiwa berdampak pada 1.452 KK, Kelurahan Tanru Tedong 1.002 KK dan Desa Salobukkang 450 KK. Sejumlah 200 unit rumah terendam. Total lahan sawah rusak di 15 desa mencapai 3.676 ha. Kerusakan infrastruktur mencakup bangunan sekolah, tanggul, jalan dan jembatan.
Bencana banjir lainnya di Sulteng, BPBD Kabupaten Morowali telah melakukan upaya penanganan darurat. Banjir menyebabkan 561 KK di Desa Lele (263 KK) dan Dampala (298 KK) mengungsi.
“Pascabanjir, kerusakan materiil teridentifikasi sebagai berikut rumah rusak berat 7 unit, rumah terendam 45 unit, dan jembatan putus 1 unit,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya, Senin.
Baca: Banjir 2 Meter di Bontang, Warga Tetap Shalat Id, sebagian Mengungsi & Kerja Bakti
Kepala BNPB, Doni Monardo, mengatakan kepada seluruh jajaran penanggulangan bencana, meski dalam suasana lebaran, pihaknya langsung turun ke lapangan membantu masyarakat yang terkena bencana.
“Kita semua paham bangimana menderitanya mereka, di saat saudara kita bersuka cita merayakan lebaran. Tapi ada sebagian yang menderita karena ada anggota keluarga yang meninggal dunia, luka-luka, rumahnya hanyut, rusak berat dan lainnya.
Kita dengan semangat gotong royong dan kemanusiaan turun ke lapangan membantu mereka. Kita semua adalah pejuang kemanusiaan yang sangat mulia. Kita selalu tunjukkan negara selalu hadir di tengh masyarakat. Saya juga telah memerintakan kepada semua jajaran BNPB dan BPBD untuk selalu turun ke lapangan menangani bencana,” serunya.
Intensitas hujan tinggi yang menyebakan banjir ini telah diprediksikan karena fenomena aktivitas gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) yang memasuki wilayah Samudera Hindia.
Baca: Banjir Bandang di Konawe Sultra, Banyak Kampung Tenggelam, Warga Terisolasi
BMKG memprakirakan 1 – 5 Juni 2019 potensi hujan lebat di beberapa wilayah, antara lain di wilayah Sulawesi. BMKG juga telah menginformasikan terkait potensi curah hujan tinggi hingga 5 hari ke depan, 11 – 15 Juni 2019.
Wilayah-wilayah dengan potensi hujan lebat pada periode tersebut antara lain Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Merespons bencana yang terjadi di beberapa wilayah tersebut, BNPB terus melakukan pemantauan dan pengiriman tim reaksi cepat ke lapangan. Bantuan dana siap pakai juga telah diberikan kepada pemerintah daerah. BNPB mengimbau BPBD untuk selalu siaga dalam menghadapi fenomena cuaca tersebut. Sementara relawan dan masyarakat mulai turut membantu para korban banjir.*