Hidayatullah.com– Persahabatan dua sosok ulama pendiri dua ormas terbesar di Indonesia, KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan diangkat ke layar lebar. Film tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan pendiri Muhammadiyah itu dirilis oleh Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah bekerjasama dengan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.
Film Jejak Langkah 2 Ulama Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy’ari, berangkat dari kondisi bangsa Indonesia dari banyaknya kekerasan, bom, terorisme hingga cacian dan berbagai persoalan sering mengatasnamakan Islam.
Dari situlah, kata Sukriyanto AR, Ketua LSBO PP Muhammadiyah, renungan awal munculnya gagasan film ini.
“Kita ingin menghadirkan Islam dengan baik sebagaimana ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang menyerukan perdamaian Islam yang RahmatanLil Alamin. Bahkan saat bicara saja Nabi dengan cara baik dan sabar,” ujar Sukriyanto dalam Konferensi Pers di PP Muhammadiyah, Yogyakarta.
Film ini rencananya digarap pada Agustus 2019. Sukriyanto mengatakan, film ini erat pula kaitannya dengan sejarah dua ormas yang selama ini berkiprah untuk bangsa Indonesia yaitu Muhammadiyah dan NU.
Ia mengatakan, kedua ormas tersebut didirikan oleh kedua tokoh yang pernah belajar dari guru yang sama, yakni Kiai Sholeh Darat.
“Walaupun tidak bareng tahunnya, selisih sekitar empat tahun yang kemudian sama-sama belajar di Bangkalan,” ujarnya.
Ia mengibaratkan kedua sosok ulama tersebut laksana air yang terus menjadi sumber kedamaian bagi bangsa.
“Kiai Dahlan saya ibaratkan sebuah mata air yang mengeluarkan mata air yang jernih, sejuk, bening, dan menyegarkan. Airnya mengalir kemana-mana dan tempat yang dilewati air itu menjadi subur, damai, dan toleran. Sementara Kiai Hasyim Asy’ari saya ibaratkan sebagai sebuah telaga yang airnya juga jernih, putih dan bening. Orang datang dari mana-mana menimba air di telaga itu sehingga menyegarkan,” ungkapnya.
Film tersebut ditargetkan bukan hanya untuk masyarakat perkotaan, namun juga masyarakat pinggiran yang tidak bisa mengakses bioskop. “Maka dari itu, kami konsepkan pemutaran filmnya dengan ‘pop art’ dan mendatangi penonton yang ada di daerahnya masing-masing,” ungkapnya.
Ia berharap film tersebut nantinya bisa mengedukasi bangsa, masyarakat, khususnya generasi muda mengenai dua ulama yang mengajarkan Islam yang damai, teduh, toleran, mencerahkan, dinamis, membangun dan mempersatukan bangsa.
Sukriyanto menjelaskan, Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy’ari telah mengajarkan umat untuk berdakwah dengan cara yang menyejukkan, menyegarkan, damai, dan penuh toleransi.
“Jejak langkah dua ulama ini perlu terus dikembangkan ke seluruh Indonesia dan dunia. Bersama semangat itulah film ini dibuat diharapkan bisa menjadi kontribusi untuk kedamaian bangsa dan penguat NKRI,” ujarnya dalam keterangan Muhammadiyah.
Film tersebut disutradarai oleh Sigit Ariansyah, dengan produser Andika Prabhangkara dan Abdullah Aminudin Azip. Adapun para pemerannya adalah kader-kader terbaik dari Muhammadiyah dan Pondok Pesantren Tebuireng.
Hadir dalam konferensi pers tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Ponpes Tebuireng Sholahudin Wahid beserta istri, Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas, dan Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto.
Film Jejak Langkah 2 Ulama Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy’ari adalah film ke-3 garapan LSBO PP Muhammadiyah. Sebelumnya mereka sukses membuat film Meniti 20 Hari, kisah perjalanan AR Fachruddin, dan 9 Putri Sejati tentang kebangkitan kaum Perempuan Aisyiyah.*