Hidayatullah.com-Peradaban Islam itu lahir dari keberbagian. Terdiri dari beragam unsur. Unsur-unsur yang baik dan terpuji dari peradaban praislam dan unsur Islam bersatu. Perkara yang menyatukan itu adalah tauhid dan pandangan alam Islam.
Demikian disampaikan Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud dalam International Conference on Worldview and Civilization di Bandung, Jawa Barat baru-baru ini.
Dalam konferensi yang dihadiri oleh para sarjana dari Indonesia, Malaysia dan Singapura ini, Prof. Wan (demikian panggilan akrabnya) menjelaskan bahwa ciri peradaban Islam itu dynamic stabilism. Bahwa dalam peradaban Islam itu ada unsur-unsur yang boleh berubah. Tetapi ada unsur pokok yang tetap, tidak berubah.
“Perubahan-perubahan yang ada dalam peradaban Islam itu tetap mengekalkan akidah dan syariah. Berbeda dengan perubahan dalam pemikiran liberal yang tidak mengenal lagi tetapnya akidah-syariah itu,” tegasnya.
Pendiri CASIS-UTM itu juga menjelaskan bahwa peradaban Islam itu menuruti worldview Islam (pandangan alam Islam).
Semua peradaban adalah hasil dari suatu pandangan alam dan hasil kumpulan pemikiran-pemikiran. Tetapi, jelas Prof. Wan, peradaban Islam itu mengamalkan adab.
“Adab merupakan disiplin akal, jiwa, raga, dan pikiran”, tambahnya.
Maka, kata Prof. Wan, keberbagaian dan kumpulan pikiran-pikiran dalam peradaban Islam itu memiliki tempatnya masing-masing. Maka, adab itulah yang menempatkan keberbagaian itu ke dalam tempatnya yang tepat.
Contoh terbaik mengamalkan adab adalah Nabi Muhammad ﷺ.
“Kalau tidak ada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, di dunia ini tidak ada yang mengetahui bagaimana cara menjadi manusia yang baik itu”, ungkapnya.*/ Kholili