Hidayatullah.com– Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) bersinergi dalam urusan agama Islam dan wakaf, ditandai dengan penandatanganan MoU di Istana Kepresidenan Qasr al-Wathan, Abu Dhabi, Ahad (12/01/2020).
Mou ditandatangani oleh Menteri Agama Fachrul Razi dan Ketua Otoritas Umum Bidang Urusan Islam dan Wakaf UEA Mohammed bin Matar al Kaabi.
Dalam keterangan resmi Kementerian Agama dikutip pada Senin (13/01/2020), Menteri Agama Fachrul Razi menyatakan rasa syukurnya kepada Allah atas dijalinnya kerja sama tersebut.
Penandatanganan MoU itu turut disaksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota Uni Emirat Arab, Shaikh Muhammed Ben Zayed (MBZ), serta dihadiri pula oleh Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan dan Tim KBRI di Abu Dhabi.
“Alhamdulillah, saya beserta Ketua Otoritas Umum Bidang Urusan Islam dan Wakaf UEA Mohammed bin Matar al Kaabi telah menandatangani MoU tentang urusan agama Islam. Penandatangan MoU ini dilakukan dalam kesempatan pertemuan antara Presiden Jokowi dan Crown Prince Muhammed Bin Zayyed (MBZ) di istana kepresidenan Qasr al-Watan, Abu Dhabi,” ujar Menag di Abu Dhabi kemarin.
“Salah satu poin penting sinergi ini adalah promosi moderasi beragama dan bahaya ekstremisme,” menurutnya.
Menurut Sekjen Kemenag Nur Kholis, ada beberapa isu kerja sama bilateral antara Indonesia dan UEA yang terkait urusan agama Islam dan Wakaf.
Yaitu, katanya, pertama, pertukaran pengalaman dan keahlian untuk mempromosikan konsep-konsep moderasi beragama, nilai-nilai toleransi, dan meningkatkan kesadaran publik dalam menghadapi bahaya ekstremisme.
Kedua, pengembangan kapasitas imam, khatib, dan mufti melalui berbagi praktik terbaik.
Ketiga, pertukaran keahlian di bidang penghafalan Al-Qur’an, pembacaan dan terjemahan Al-Qur’an dan Sunnah.
Keempat, pertukaran pengalaman di bidang manajemen wakaf, pengembangan dan investasinya.
Kelima, bertukar cetakan, publikasi, dan terjemahan Kitab Suci Al-Qur’an serta hasil cetakan, hasil penelitian, publikasi, dan majalah.
Keenam, pertukaran keahlian dalam pembangunan, pemeliharaan, dan pengelolaan masjid yang bertujuan untuk mempromosikan masjid sebagai tempat ibadah dan bimbingan keagamaan moderat yang aman.
Kelima, terang Nur Kholis, yaitu pertukaran delegasi dan peserta di semua tingkatan dan partisipasi pada forum, konferensi, dan Musabaqah Al-Quran.
Dikatakan bahwa ada hal lain yang akan dibicarakan yaitu terkait rencana bantuan hibah (grant) Pemerintah UEA berupa pembangunan fisik Grand Mosque Muhammad bin Zayyed di Solo, Jawa Tengah.
Bantuan hibah tersebut katanya bagian dari komitmen UEA bersama RI untuk membangun masjid yang ramah bagi semua orang dan penyebaran Islam wasathiyah dan moderasi beragama.
Selain itu, Indonesia-UEA juga akan menjalin sinergi pada penguatan e-learning madrasah. Menag bersama jajarannya dijadwalkan kembali ke Tanah Air besok, Selasa (14/01/2020).*