Hidayatullah.com-Meskipun diajarkan rukun iman sejak kecil, di sekolah dasar hingga perguruan tinggi, pendidikan akidah di kalangan umat Islam terbukti belum efektif—untuk tidak menyebut gagal. Hal itu terungkap dalam sidang disertasi doktor Muhammad Imdad di Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, hari ini, Senin, 16 Maret 2020.
Menurut Dr Imdad, ketika ditanya apakah kesuksesan dan kegagalan seseorang semata-mata tergantung pada usaha dan kerja keras masing-masing. Dalam penelitian terhadap 112 mahasiswa perguruan tinggi Islam terkait disertasinya, mayoritas responden (78%) mengatakan setuju dan hanya 13% menjawab tidak setuju, sementara 8% responden menyatakan tidak tahu atau ragu-ragu.
Disertasi yang dibimbing oleh Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin dan Dr. Syamsuddin Arif itu mengangkat Konsep Pendidikan Akidah menurut al-Rāghib al-Isfahani. Ahli tafsir dan bahasa dari Isfahan, Iran ini memang merupakan salah satu tokoh yang sangat berpengaruh hingga sekarang.
Prof. Quraish Shihab dalam tafsirnya, al-Misbah, pun acapkali mengutip pendapat-pendapat al-Rāghib al-Isfahani dalam kitab Mufradat Alfazh al-Qur’an.
Menurut Dr Imdad, pemikiran pendidikan akidah al-Rāghib al-Isfahani ditemukan bertaburan dalam kitabnya al-I‘tiqadat. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan akidah harus didekati secara rasional dengan secara terus-menerus dipandu oleh Wahyu. Dr. Adian Husaini sebagai anggota tim penguji berharap agar penelitian ini dapat melahirkan konsep yang lebih aplikatif dan dapat segera diimplementasikan.*