Hidayatullah.com– Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Ditjen Bimas Islam Kemenag) kini dipimpin oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Prof Kamaruddin Amin.
Kamaruddin sebelumnya menjabat sebagai Dirjen Pendidikan Islam.
Sementara itu, Prof Muhammadiyah Amin yang sebelumnya menjabat sebagai Dirjen Bimas Islam, diangkat sebagai Staf Ahli Menteri Agama Bidang Kelembagaan Keagamaan.
Pelantikan keduanya digelar di Operation Room, Kantor Kemenag, Jakarta kemarin, disaksikan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi dan Plt. Sekretaris Jenderal Kemenag Nizar.
Menurut Menag Fachrul Razi, penunjukkan Kamaruddin sebagai Dirjen Bimas Islam atas pertimbangan pengalaman dan penguasaan bidang yang dimiliki
“Saudara Kamaruddin Amin sebagai Dirjen Bimas Islam saya minta memberikan perhatian ekstra terhadap beberapa isu dan program terkait penerangan Bimbingan Masyarakat Islam,” kata Menag kutip website resmi Bimas Islam (16/03/2020).
Menurut Menag, penerangan yang perlu disampaikan itu di antara mengenai pernikahan, semua urusan agama Islam, serta pembinaan KUA dan keluarga sakinah.
Selain itu, Menag pun meminta Direktorat Jenderal Bimas Islam agar proaktif mengambil peran dalam perubahan undang-undang pengelolaan zakat dan wakaf yang sedang dalam pembahasan.
Menag pun mengucapkan terima kasih kepada Muhammadiyah Amin yang selama ini dinilai telah mengawal program Ditjen Bimas Islam.
Bahkan, kata Menag, walaupun akhir-akhir ini kondisinya kurang sehat, tapi Muhammadiyah Amin tetap menjalankan tugas-tugasnya dengan penuh semangat.
“Ini patut dicontoh dan menjadi teladan bagi kita semua,” ujar Menag dalam acara pelantikan turut yang turut dihadiri oleh Pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemenag itu.
Mengenai virus corona yang telah menjadi pandemik global, Menag meminta segenap jajarannya agar mengajak umat beragama senantiasa berikhtiar dan berdoa ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala.
“Semoga segenap bangsa Indonesia selalu mendapatkan pertolongan Allah untuk mengatasi kondisi luar biasa penularan virus corona (Covid 19) yang mengancam keselamatan umat manusia secara global, termasuk di tanah air Indonesia,” ujarnya berharap.*