Hidayatullah.com- Di tengah pandemi Covid-19, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia, Basoeki Hadimoeljono melakukan kunjungan bilateral ke Turki (23/06/2020).
Kunjungan resmi ini dilakukan Menteri Basoeki secara virtual dalam rangka menjajaki kerja sama kedua negara.
Ia diterima oleh mitranya, Menteri Perdagangan Turki, Ruhsar Pekcan, yang mengkoordinasikan seluruh perusahaan konstruksi Turki yang melakukan ekspansi ke luar negeri.
“Sedianya saya akan melakukan kunjungan pada sekitar April lalu, namun karena wabah Covid-19, terpaksa harus ditunda dan baru saat ini dapat dilakukan meskipun secara virtual”, ujar Menteri Basoeki dalam pernyataan awalnya sembari memamerkan teh Turki dan panganan Turki kepada Menteri Perdagangan Turki dalam rilis diterima hidayatullah.com, Rabu (24/06/2020).
Menteri Basoeki didampingi oleh Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal, para pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian PUPR dan kementerian lainnya, Ketua KADIN, pimpinan sejumlah BUMN konstruksi, serta wakil dari sejumlah perusahaan konstruksi swasta Indonesia.
Menurut Menteri PUPR, Indonesia terbuka bagi keterlibatan pihak asing, baik untuk ikut mengerjakan proyek infrastruktur maupun untuk berinvestasi di bidang infrastruktur.
“Pembangunan infrastruktur merupakan prioritas bagi Pemerintah Indonesian hingga tahun 2024. Presiden Joko Widodo memiliki visi menggunakan pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan produktivitas serta daya saing nasional,” sebur Menteri PUPR.
Menanggapi penyampaian Basoeki, Menteri Ruhsar menyampaikan sambutan hangatnya atas kunjungan tersebut dan berharap dapat menerima Menteri Basoeki dalam kunjungan sesungguhnya di Ankara, Turki, pada waktu dekat.
Menteri Ruhsar turut memaparkan pengalaman luas perusahaan-perusahaan konstruksi Turki dalam mengerjakan proyek-proyek infrastruktur di berbagai negara.
Ia mengatakan, perusahaan-perusahaan konstruksi Turki punya reputasi internasional dan pengalaman yang luas dalam pembangunan infrastruktur di berbagai negara, khususnya di Euroasia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
“Perusahaan Konstruksi Turki memiliki peran utama dalam pemindahan ibu kota Kazakhstan dari Almaty ke Astana,” sebutnya.
Menteri Ruhsar pun menyampaikan antusiasme perusahaan Turki untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Selain pembicaraan bilateral dengan mitranya di Ankara, Menteri Basoeki pun menghadiri kegiatan Forum Bisnis Konstruksi Indonesia-Turki, juga secara virtual.
Forum ini diprakarsai oleh KBRI Ankara bersama dengan Asosiasi Konstruksi
(TMB) dan Dewan Kerjasama Ekonomi Indonesia-Turki (DEIK).
Forum ini dihadiri lebih dari 60 perusahaan besar di bidang konstruksi Turki serta lebih dari 30 perusahaan konstruksi Indonesia.
Pada kesempatan ini, Menteri Basoeki memaparkan rencana pembangunan infrastruktur 2020-2024 serta menjawab berbagai pertanyaan dari peserta Turki.
“Sebagai tindak lanjut, Bapak Menteri meminta saya untuk memfasilitasi pembentukan sebuah kelompok kerja bersama guna membahas berbagai peluang kerja sama dan sekaligus mengidentifikasi skema-skema pembiayaan. Beliau juga meminta secara khusus kepada Asosiasi Perusahaan Konstruksi Turki agar menjadikan Indonesia sebagai pintu masuk atau hub bagi perusahaan Turki untuk masuk ke Asia, khususnya ASEAN,” kata Dubes RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal, mengenai rencana tindak lanjut Forum Bisnis itu.
Perusahaan-perusahaan konstruksi Turki memiliki pengalaman internasional yang luas. Tahun 2018, 44 perusahaan Turki masuk dalam 250 perusahaan terbesar di dunia di bidang konstruksi versi majalah ENR (Engineering News Record).
Angka tersebut menjadikan perusahaan konstruksi Turki sebagai terbesar kedua di dunia setelah China.
Perusahaan Turki tercatat sudah aktif melakukan ekspansi ke luar negeri sejak tahun 1970-an dan sampai saat ini telah mengerjakan 10.147 ribu proyek di 126 negara senilai $ 401,3 miliar.*