Hidayatullah.com– Ribuan personel polisi dikerahkan untuk melakukan pengamanan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/06/2020).
Massa melakukan aksi damai bertajuk “Selamatkan NKRI -Pancasila dari Komunisme”.
Aksi itu dilakukan juga untuk menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) lantaran dianggap berpotensi melahirkan kebangkitan Komunisme dan mendegradasi Pancasila.
Ribuan personel dikerahkan dengan sistem penjagaan tetap berlandaskan protokol kesehatan.
Sebanyak 1.150 personel gabungan disiagakan menjaga seluruh sisi gedung DPR/MPR, kata Kapolsek Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat, AKBP Raden Muhammad Jauhari, saat dikonfirmasi, Rabu (24/06/2020).
Jauhari tadi menyebut, pengamanan akan dilakukan juga di pintu masuk tol untuk mencegah gangguan arus lalu lintas apabila massa mulai meluas.
Sistem pengamanan dengan menggunakan barier juga sudah terpasang di sejumlah titik Gedung DPR. Di pintu keluar masuk tol dipagar betis oleh petugas.
Penempatan personel keamanan antara lain di depan gerbang utama DPR, di sepanjang area TVRI-GBK, belakang DPR, dan gedung Kementerian Kehutanan, jelasnya.
Salah seorang polisi juga mengaku, ada 4 kompi yang diturunkan dari Polda Metro Jaya. Satu kompinya terdiri dari 30 personel.
“Tadi dari Polda keluar jam 13.00 (WIB). Kalau dari Polda ada saat ini ada 4 kompi. Satu kompinya 30 orang,” ujar salah seorang polisi yang berjaga pada aksi penolakan RUU HIP tersebut.
Sedangkan jumlah massa pada aksi ini diperkirakan mencapai puluhan ribu orang. Mereka tampak mengenakan masker sebagai upaya pencegahan Covid-19.
Sementara itu, 10 orang perwakilan aksi masuk ke gedung DPR untuk bertemu wakil rakyat.
Saat masuk ashar, massa menggelar shalat berjamaah di lokasi demo. Cuaca gerimis siang tadi. Pantauan hidayatullah.com hingga Rabu sore sekitar pukul 16.00 WIB, massa masih menunggu hasil pertemuan delegasi aksi dengan wakil rakyat.
Aksi ini digelar Aliansi Nasional Anti Komunis-Negara Kesatuan Republik Indonesia (ANAK-NKRI).* Azim Arrasyid