Hidayatullah.com—Anggota DPR RI, Muhammad Nasir Djamil menilai Insiden penusukan terhadap Syekh Ali Jaber di ruang terbuka di Bandar Lampung, mengingatkan kita akan kasus penusukan yang menimpa mantan Menkopolhukam Wiranto. Menurutnya, saat itu Wiranto ditusuk di depan alun-alun Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten.
Hal itu kemudian, menjadi sorotan Nasir, Ia mengatakan kasus antara Wiranto dan Syeikh Ali Jaber sangat berbeda, bila Wiranto ditusuk oleh teroris, sedangkan Syeikh Ali Jaber ada sakit mental. “Yang sama yang mana? Pelakunya kan beda. Satu dibilang teroris, satu lagi dibilang psikis,” kata Nasir Djamil melalui keteranganya, Selasa (15/09/2020).
Nasir menuturkan kalau saat ini banyak spekulasi liar berkembang di masyarakat dan atas dasar tersebut, politisi PKS itu meminta agar aparat kepolisian segera mengusut tuntas sebagaimana keinginan Syeikh Ali Jaber yang ingin kasus tersebut diselesaikan dengan penegakan hukum. “Yang penting saat ini jangan lagi banyak tafsir. Pelakunya sudah jelas, korbannya pun sudah meminta agar kasus ini diproses secara hukum dan terhormat,” ujarnya.
Menurut Nasir, perihal pelaku yang nekat melakukan aksi di ruang terbuka, kata Nasir bahwa hal itu dilakukan agar memberikan daya kejut lebih besar terlebih menyasar kepada tokoh publik. Hanya saja, Anggota Komisi III DPR RI tersebut beranggapan banyaknya dugaan masyarakat harus menjadi dorongan tegas bagi aparat kepolisian untuk dapat menuntaskan kasus tersebut.
“Jadi macam-macam lah persepsi, bisa jadi ingin mengalihkan isu soal Covid-19, soal PKI, dan soal lainnya,”ucapnya.
Nasir berharap kasus ini dapat diselesaikan, termasuk terungkapnya aktor intelektualitas dibelakangnya, sebab bila dibiarkan, akan terus berkecamuk dan Ia khawatir kasus ini hilang begitu saja. “Karena itu jika aparat penegak hukum tidak cepat dan tepat menyelesaikan ini serta mendapatkan aktor intelektualnya, maka makin banyak spekulasi yang berkembang. Akhirnya peristiwa ini hilang tanpa bekas,” ungkapnya.*/Azim Arrasyid