Hidayatullah.com– Indonesia International Book Fair (IIBF) 2020 resmi dibuka pada Senin (28/09/2020) oleh Staf Khusus Menparekraf Bidang Diigital dan Ekonomi Kreatif, Ricky J Pesik, mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. IIBF yang ke-40 ini diselenggarakan secara virtual dan akan berlangsung hingga 7 Oktober 2020.
“IIBF 2020 virtual ini bahkan memiliki kelebihan yakni berlangsung selama 24 jam. Para pecinta buku tidak perlu repot keluar rumah untuk membeli buku,” ujar Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Rosidayati Rozalina saat memberikan kata sambutan pembukaan IIBF 2020 secara daring, Senin (28/09/2020).
IIBF merupakan pameran buku tahunan yang digelar Ikapi. Pada usia penyelenggaraannya yang ke-40 kali, inilah pertama kalinya IIBF hadir secara daring dan bisa dihadiri pengunjung selama seharian penuh. Hal itu mengingat Indonesia dan berbagai negara di dunia saat ini masih dilanda pandemi Covid-19.
Walaupun digelar secara online, IIBF 2020 diharapkan menghadirkan kemeriahan yang tak kalah menariknya dibandingkan IIBF secara luring (offline) yang selama ini selalu digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.
Menurut Rosidayati, IIBF 2020 pun semakin terasa internasional dengan hadirnya peserta pameran buku dari 10 negara. Yaitu China, Malaysia, Thailand, Amerika Serikat, India, Iran, Inggris, Jerman, Turki, dan tentunya Indonesia.
Selain itu, sebanyak total 175 stan telah siap memeriahkan pameran buku internasional ini. “Jumlah stan tahun ini dua kali lipat dibandingkan IIBF 2019,” ujar Ida, panggilannya.
Pengunjung, jelasnya, bisa mengakses IIBF 2020 di laman https://indonesia-bookfair.com/. Setelah itu, untuk dapat berkunjung ke stan-stan favorit, akan terdapat foto bagian depan gedung Jakarta Convention Center (JCC). “Jika diklik, akan terasa seperti masuk langsung ke JCC melalui gawai. Selanjutnya, pengunjung tinggal memilih stan mana yang ingin dikunjungi,” ujarnya.
Setelah selesai memilih buku untuk dibeli, pengunjung akan langsung diarahkan untuk melakukan pembayaran katanya melalui Shopee sebagai marketplace resmi IIBF 2020. Pengunjung juga berkesempatan mendapatkan diskon seperti gratis ongkos kirim atau cashback.
“Tujuan kami melakukan semua ini agar penerbit dan penulis terus berkarya. Kami berharap, penyelenggaraan IIBF 2020 jadi solusi bagi penerbit yang mengalami merosotnya penjualan karena ditutupnya toko buku,” kata Rosidayati.
Pada acara pembukaan IIBF 2020, Ikapi memberikan Ikapi Award 2020 kepada lima tokoh penulis. Mereka adalah: Jerome Polin Sijabat (peraih Rookie of the Year); Teluk Alaska, novel karya Eka Aryani (peraih Book of the Year); dr Meta Hanindito (peraih Writer of the Year); (Alm) Ajip Rosidi (peraih Literacy Promoter); dan (Alm) Sapardi Djoko Damono (peraih Life Time Achievement/Penghargaan Khusus).
Sedangkan menurut Ketua Panitia IIBF 2020, Arys Hilman, hari ini IIBF Edisi Virtual akan mengawali sebuah eksperimen festival melalui aneka aktivitas yang 100% berlangsung lewat gawai.
“Kita ternyata menemukan, di balik kendala perjumpaan secara fisik, terbentang peluang baru yang tak terbatasi batas-batas jarak dan geografis,” sebut Arys.
IIBF 2020 katanya mengalami transformasi kedua setelah melangkah menjadi pameran bertaraf internasional pada 2014. Pada langkah kali ini, kembali terjadi perluasan skala pameran. Peserta hadir dari berbagai wilayah Indonesia, tak lagi terbatas pada penerbit atau lembaga lain di kawasan Jakarta.
“IIBF Edisi Virtual mencatat kehadiran peserta dari Aceh hingga Sulawesi Utara, dari Finlandia sampai Amerika Utara. Demikian halnya dengan para pengunjung,” kata Arys.
Pembaca buku, sebagai ujung dari proses industri perbukuan, diharapkan pada IIBF Edisi Virtual ini dapat menikmati bukan sekadar konten, melainkan juga kekayaan pengalaman dalam menikmati literasi. “Pengunjung dapat menikmati pertunjukan, mengikuti pelatihan menulis, berbincang dengan penulis idola, atau berbelanja buku melalui satu pintu, tanpa perlu keluar rumah,” sebutnya.
IIBF 2020, sebagaimana rilis Ikapi, Senin, mengagendakan 77 mata acara, melampaui target semula 75 agenda, serta menghadirkan 120 narasumber dari dalam dan luar negeri. “Secara khusus, kami juga mengadakan tiga acara untuk mengenang tiga tokoh literasi bangsa kita yang wafat pada tahun ini: Bapak Sapardi Djoko Damono, Ajip Rosidi, dan Jakob Oetama,” sebutnya.
Sebanyak 38 peserta dari 10 negara akan berpartisipasi pada Indonesia Rights Fair tahun ini. “Kita berharap, kegiatan yang bertujuan untuk mendorong penjualan hak cipta terjemahan ini dapat mengulang prestasi tahun lalu ketika 42 judul buku karya kreator tanah air mendapatkan mitra penerbit untuk ditulis dalam bahasa asing. Prestasi ini mengirimkan pesan penting bagi bangsa kita bahwa hak kekayaan intelektual memiliki nilai yang tinggi dan kita harus sama-sama merawatnya,” kata Arys.*