Hidayatullah.com– Anggota Brimob Polda Jawa Barat (Jabar), Enggar Jati Nugroho, yang menjadi saksi sidang KM 50, sebut terdapat banyak senjata di mobil yang membawa korban tewas dari Laskar FPI.
“Mobil Laskar FPI korban pembunuhan di KM 50 bak film Terminator saja yang seperti ‘gudang senjata’, ada senjata api dan berbagai jenis senjata tajam di dalam mobil tersebut,” klaim Enggar saat menjadi saksi dalam sidang kasus unlawful killing enam mantan anggota Laskar FPI di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) pada Selasa (26/10/2021).
Enggar menyebut polisi menyita dua pucuk senjata api dari enam mantan anggota Laskar FPI. Dalam kesaksiannya, dia mengklaim melihat petugas mengamankan dua pucuk senjata api dari mobil yang digunakan enam anggota Laskar FPI saat penggeledahan di rest area KM 50 Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, 7 Desember 2020 silam.
“Ada yang saya lihat membawa dari Chevrolet di bawa keluar, senjata api revolver dua berwarna abu-abu silver,” ujarnya.
Tak hanya dua pucuk senjata api, anggota Polisi Polda Jabar ini juga mengaku melihat anggota Resmob Polda Metro Jaya, mengeluarkan senjata-senjata tajam dari mobil Laskar FPI. “Ada semacam golok, samurai, dan lain-lain,” katanya.
Enggar mengatakan, dirinya berada di area KM 50 Tol Jakarta-Cikampek untuk mengamankan jalur kendaraan yang membawa vaksin Covid-19. Saat itu, dirinya bersama dua rekannya sesama anggota Brimob Polda Jabar, mendapatkan perintah melakukan pengamanan area KM 50 sejak Ahad (6/12/2021) sore, sampai Senin (7/12/2021) dini hari tahun lalu, dilansir oleh Fakta Kini.
Sebelumnya, eks Sekum FPI Munarman membantah tudingan bahwa anggotanya dibekali senjata, apalagi senjata api (senpi). Ia menyatakan hal itu adalah fitnah besar.
“Fitnah besar kalau laskar kita disebut membawa senjata api dan tembak-menembak. Fitnah itu,” ujar Munarman dalam konferensi pers, Senin (7/12/2020).
Munarman melanjutkan, FPI tak pernah membekali anggotanya dengan senjata tajam karena mereka terbiasanya menggunakan tangan kosong untuk menyelesaikan masalah yang mengancam keselamatan.
Dia menyebut keterangan polisi soal adanya senjata yang dikuasai anggota FPI adalah upaya memutarbalikkan fakta.
“Laskar kami tidak pernah dibekali senjata api, kami terbiasa tangan kosong. Kami bukan pengecut. Jadi fitnah, dan ini fitnah luar biasa, memutarbalikkan fakta dengan menyebutkan bahwa laskar yang lebih dahulu menyerang dan melakukan penembakan,” ucap Munarman.*