Hidayatullah.com — Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Bayan Dewan Pimpinan MUI tentang Fatwa MUI terkait Pelaksanaan Ibadah dalam Masa Pandemi. MUI dalam fatwanya membolehkan masyarakat untuk shalat Jum’at, Tarawih, dan Ied dengan saf rapat di masjid.
Ketua MUI bidang dakwah, KH Cholil Nafis, melalui akun Twitter-nya, sebagaimana dilihat oleh Hidayatullah.com, mengunggah bayan fatwa MUI bernomor Kep-28/DP-MUI/III/2022. Ia pun menegaskan imbauan agar umat Islam melaksanakan ibadah secara normal.
“Dihimbau kpd umat Islam agar melaksanakan ibadah secara normal, seperti shalat Jum’ah dan berjemaah dengan shaf rapat, tapi tetapi mematuhi protokol kesehatan. Bismillah sehat dan dekat dengan Allah SWT,” ungkap Cholil.
Sementara pernyataan dalam Bayan Dewan Pimpinan MUI tentang Fatwa MUI terkait Pelaksanaan Ibadah dalam Masa Pandemi menyebutkan secara rinci ibadah yang dapat dilakukan kembali secara normal untuk umat Islam.
“Umat Islam wajib menyelenggarakan salat Jumat dan boleh menyelenggarakan aktivitas ibadah yang melibatkan orang banyak, seperti jemaah salat lima waktu/rawatib, salat Tarawih dan Ied di masjid atau tempat umum lainnya, serta menghadiri pengajian umum dan majelis taklim dengan tetap menjaga diri agar tidak terpapar Covid-19,” dikutip dari salinan Bayan MUI.
MUI menyampaikan fatwa yang diterbitkan pada 2020 memang memperbolehkan umat Islam salat berjemaah di masjid dengan saf renggang. Kemudian, MUI memperbolehkan salat Jumat di rumah.
Pada bayan itu, MUI menjelaskan fatwa-fatwa tersebut dibuat dengan alasan hajah syar’iyyah. Menurut MUI, kondisi itu sudah tidak berlaku karena pemerintah sudah melonggarkan aturan di sejumlah sektor.
“Berdasarkan kebijakan Pemerintah, status hajah syariyyah yang menyebabkan adanya rukhshah sudah hilang,” tulis MUI, “Dengan demikian, pelaksanaan shalat jamaah dilaksanakan dengan kembali ke hukum asal (‘azimah), yaitu dengan merapatkan dan meluruskan saf (barisan).”
MUI juga mengimbau Muslim untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Muslim diminta memperbanyak ibadah, taubat, istigfar, zikir, selawat, sedekah, dan doa.
Muslim pun diimbau menyiapkan diri secara lahir dan batin menyambut bulan Ramadan. MUI menyarankan umat Islam menjalankan syiar agama pada Ramadan.
“Pengajian dan aktivitas keagamaan lain yang biasa dilakukan di bulan Ramadan seperti salat Tarawih, tadarus Alquran, qiyamul lail, iftar jama’i dapat dilakukan dengan tetap disiplin menjaga kesehatan,” papar MUI.*