Hidayatullah.com–Arnaud Szalies seperti halnya tukang roti lain di Belgia pusing memikirkan harga tepung terigu yang naik 30% sejak tiga bulan terakhir dan pasokannya semakin mengkhawatirkan di tengah-tengah perang Ukraina-Rusia.
Ukraina adalah salah satu produsen gandum terbesar di Eropa dan eksportir terbesar kelima di dunia. Sedangkan Rusia adalah pengekspor gandum terbesar di dunia.
“Dengan adanya perang ini, kami tidak tahu seberapa tinggi lagi kenaikan itu akan terjadi,” katanya kepada Euronews Kamis (10/3/2022).
Szalies mengatakan bahwa harga tepung naik begitu cepat sehingga dia tidak tahu berapa yang harus dia bayar ketika memesannya.
“Bisa dibayangkan jika kita membeli sesuatu tanpa mengetahui harganya, kita tidak tahu mau memberi harga jual berapa,” kata chef pastri yang pernah menjuarai lomba masak itu.
“Jika kami harus menaikkan harga, kami akan kehilangan pelanggan.”
Szalies sudah merelakan pergi satu tim tukang masaknya dan sekarang hanya memiliki seorang chef pastri yang membantu mengurus dua kedai rotinya.
Albert Denoncin, salah seorang pengurus Belgian Bakery and Pastry Confederation, memperingatkan bahwa masalah ini kemungkinan ada bertambah buruk.
“Kita tidak boleh lupa bahwa Ukraina adalah lumbung Eropa, dan dengan apa yang terjadi saat ini, tidak ada lagi yang keluar dari Ukraina,” katanya.
“Ini artinya besok kita bisa jadi melihat harga tepung naik empat kali lipat, yang tidak mengejutkan, mengingat keadaan sekarang ini,” imbuhnya.
Bagi 3.500 toko roti dan pastri yang ada di Belgia, gandum bukanlah satu-satunya kebutuhan yang terus naik harganya.
Sebelum perang Ukraina-Rusia harga energi sudah naik, dan tahun 2022 ini kenaikan itu akan lebih tinggi lagi karena Eropa memangkas jumlah impor gas alam dari Rusia sementara harga minyak terkerek ke atas.
“Tahun lalu kami membayar 3.000 euro sebulan untuk listrik dan belum lama ini kami mengalami kenaikan menjadi 9.000 euro,” kata Denoncin. [1 euro sekitar Rp15.700]
“Jadi, silahkan bayangkan sendiri, hal yang terburuk belum lagi tiba. Tahun depan berapa tagihan yang harus kami bayar, saya tidak tahu,” pungkasnya.*