Hidayatullah.com — Presiden Nusantara Foundation Imam Shamsi Ali mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mensyaratkan masyarakat mudik saat Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah dengan menjalani vaksinasi booster. Ia membandingkan syarat booster untuk mudik itu dengan penyelenggaraan ajang MotoGP Mandalika pada Ahad (20/3/2022) lalu.
Imam Shamsi Ali mengatakan pernyataan Jokowi menyiratkan ketidakadilan dalam pemutusan kebijakan. Dia lantas membandingkan dengan kehadiran ribuan masyarakat tanpa sayara vaksinaso booster pada ajang MotoGP yang digelar di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) akhir pekan lalu.
“Apakah yang hadir di balapan motor Mandalika dipersyaratkan Booster? Kalau tidak, lalu kenapa yang mudik ada syaratnya?” ujar Shamsi Ali lewat akun Twitter pribadi, sebagaimana dilihat oleh Hidayatullah.com, Rabu (23/3/2022).
Imam Besar Islamic Center New York ini menilai bahwa masalah mendasarnya bukan pada orang sudah divaksin atau dibooster. Tetapi pada aturan yang seolah tidak diterapkan merata dan adil pada seluruh rakyat.
“Pada penerapan aturan yang kadang kehilangan ‘sense of justice’. Tidak fair itu meresahkan,” tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi melalui pernyataan resmi pada Rabu (23/3/2022), mempersilakan masyarakat untuk mudik saat Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah. Hal itu dengan syarat mendapatkan dua kali suntikan vaksin COVID-19 dan suntikan vaksin penguat (booster).
“Bagi masyarakat yang ingin melakukan mudik, dipersilakan, juga diperbolehkan, dengan syarat sudah mendapatkan dua kali vaksin dan sekali booster serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” kata Jokowi.*