Hidayatullah.com — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis menanggapi kontroversi Deddy Corbuzier yang baru-baru ini mengundang pasangan gay ke acara siniar miliknya. Terkait podcast Deddy Corbuzier itu Cholil Nafis menegaskan bahwa Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) adalah prilaku terlarang yang tak bisa dibenarkan.
“Saya masih menganggap LGBT itu ketidaknormalan yang harus diobati bukan dibiarkan dengan dalih toleransi,” ujar Cholil melalui akun Twitter-nya @cholilnafis, segaimana dilihat oleh Hidayatullah.com.
Cholil menegaskan bahwa kodrat manusia adalah berpasangan laki-laki dengan perempuan.
“Meskipun itu bawaan lahir bukan itu kadratnya. Manusia itu yang normal adalah laki berpasangan dengan perempuan begitu juga sebaliknya . Janganlah kita ikut menyiarkan pasangan LGBT itu,” tegasnya.
Deddy Corbuzier sebelumnya menjadi perhatian publik usai mengundang Tiktoker Ragil Mahardika dan pasangan gaynya, pria Jerman bernama Fred, di acara siniar di akun YouTube-nya. Konten tersebut ia beri judul “TUTORIAL JADI G4Y DI INDO!! – Kami happy loh..”, dengan thumbnail “Pasangan G4y Viral. Konten Sensitif”.
Hal tersebut kemudian menjadi sorotan warganet. Tak sedikit yang beranggapan bahwa Deddy Corbuzier memberi panggung bagi para pelaku LGBT.
Publik yang geram menyebabkan kata kunci ‘LGBT’ menjadi trending topic di Twitter pada Ahad (8/5/2022). Lebih dari 80.000 cuitan menanggapi konten milik Deddy Corbuzier tersebut.
Pendakwah Felix Siauw juga turut memberikan komentar di akun Instagram-nya @felix.siauw pada Ahad (8/5/2022).
“Karena udah terang-terangan, bahkan dengan judul yang sangat provokatif dan bangga dengah kemaksiatan, ngingetinnya juga mesti terang-terangan,” tulis Felix Siauw, sebagaimana dikutip oleh Hidayatullah.com, Senin (9/5/2022).
Dalam cuitannya, ia beranggapan bahwa dari judul konten tersebut sudah menjurus pada ke hal negatif.
“Yang bilang, ‘Udah nonton belum sampai habis?’, jawabannya, belum dan nggak perlu. Sebab dari judul dan yang diundang aja udah jadi kampanye negatif dan jauh dari tuntunan agama, minimal membuat orang merasa wajar dengan keburukan dan dosa,” sambungnya.
“Kita nggak masalah dengan pelaku maksiat, mereka bisa bertaubat, diajak taubat. Tapi maksiatnya kita benci, menyebarkan maksiat dan menganggapnya wajar apalagi,” ujarnya lagi.
Felix Siauw pun mengatakan menyadari bahwa banyak sekali yang pro dan kontra terkait permasalahan itu.
“Saya tau, pasti aja ada yang pro ke konten negatif kayak gini. Saya juga nggak tau berapa lama postingan ini tayang sebelum di takedown,” tulisnya.
“Hanya mengingatkan adalah tugas saya, menyampaikan kebaikan dengan cara yang paling baik itu bagian kewajiban saya,” tandasnya.
“Di zaman kemaksiatan dianggap wajar, dianggap open minded, dianggap toleran, dianggap modern, harus ada yang tetap berpijak pada prinsip yang benar dan baik,” sambungnya.
Felix Siauw juga mengingatkan agar umat Islam mendukung dan menyebarkan kebaikan dan meninggalkan konten-konten negative.
“Support kebaikan, meski hanya menyebarkannya, atau dengan meninggalkan, nggak usah nonton konten-konten buruk, referensi-referensi negatif,” ujarnya.
“Smart itu cerdas, cerdas itu memikirkan akhirat dengan manfaatin dunia, bukan jual akhirat untuk kepentingan dunia,” pungkas Felix.*