Hidayatullah.com– Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan bahwa ia tidak akan menangkap orang yang mengkritiknya. Anies menyatakan terbuka terhadap kritik.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengaku tidak pernah meminta agar pengkritiknya ditangkap.
“Kalau ada yang mengkritik nggak usah ditangkep. Saya nggak pernah menangkap orang yang mengkritik saya. Sama sekali,” ujarnya di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Ahad (26/05/2019).
Anies menyampaikan hal itu berawal dari saat Anies ditanya soal kemunculan petisi online yang meminta agar dia dicopot dari jabatan Gubernur DKI Jakarta.
Diketahui, dalam petisi yang dibuat ‘Opini Kamu’, Anies dituding telah gagal memimpin DKI Jakarta. Pembuat petisi pun meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Mendagri Tjahjo Kumolo segera memanggil dan memecat Anies. Petisi itu dibuat sejak 10 bulan lalu.
Pantauan hidayatullah.com pada Selasa (28/05/2019) pagi sekitar pukul 06.10 WIB, petisi berjudul “Copot Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta!” ditandatangani oleh 137.637 partisipan.
“Itu munculnya bulan apa ya, coba Anda cek lagi, kapan munculnya pertama kali petisi itu Anda cek kapan tanggalnya. Yang kedua, setiap warga negara berhak menyampaikan pandangannya, tidak ada larangan sama sekali,” kata Anies kutip Detik.
Gubernur Anies pun merasa tidak keberatan dengan petisi tersebut. Kata Anies, tiap warga negara berhak menyampaikan pendapat. Sedangkan kritik merupakan risiko yang harus dihadapinya sebagai seorang pejabat publik.
“Setiap warga negara berhak menyampaikan, berhak mengkritik. Dan kalau berada di ranah publik harus mau dikritik, harus. Bahkan dicaci maki pun harus biasa-biasa saja,” ungkapnya.
“Kalau di wilayah publik jangan minta dipuji saja. Di wilayah publik itu harus siap dicaci maki, diminta turun atau naik. Itu prinsipnya sama. Dicaci tidak tumbang, dipuji tidak terbang,” tegas Anies.
Ia menegaskan prinsip itu telah lama dia tanamkan. Anies mengatakan bahwa pejabat publik harus siap menjadi alamat keluh kesah masyarakat.
“Alamat keluh kesah adalah pejabat publik. Kalau mau jadi pejabat publik maka harus siap untuk menjadi alamat keluh kesah, alamat caci maki. Harus siap,” ungkap Anies.
Anies mencontohkan dirinya saat dikritik. Dia mengaku tidak pernah meminta agar pengkritiknya ditangkap.
“Kalau ada yang mengkritik nggak usah ditangkep. Saya nggak pernah menangkap orang yang mengkritik saya. Sama sekali,” pungkasnya.
Pantauan hidayatullah.com, sikap Anies tersebut menuai pujian. Misalnya dari pemilik akun @emthorif, yang mengatakan, “Pemimpin ya harus kayak gini, bebal kritik, kalau dikit-dikit tangkap, pukul, gebug mending jadi preman pasar saja, bukan jadi pemimpin negeri ini…. Ancuuur,” ungkapnya di Twitter, Selasa (28/05/2019). Namun ada saja akun yang tetap mem-bully sang gubernur.*