Hidayatullah.com— Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr Anwar Abbas mengaku cemas munculnya buzzer politik seiring berkembangnya platform media sosial. Menurutnya, banyak isu sosial politik tiba-tiba menjadi kontroversial dengan kehadiran mereka.
“Saya sangat prihatin dengan fenomena buzzer yang memecahbelah masyarakat, bahkan banyak yang melakukan penistaan agama,” ungkap Buya Anwar Abbas ketika menerima kunjungan Haikal Hassan di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Senin (23/05/2022).
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) beralasan, banyak ulama yang dibully dan dihujat oleh para buzzer politik. Kasus terakhir, misalnya ketika Ustadz Abdul Somad (UAS) yang dilarang masuk ke Singapura karena tuduhan sebagai ustadz radikal.
“Saya sudah menyampaikan kepada Kapolri ketika berkunjung ke Muhammadiyah untuk segera menangkap orang-orang yang menghina ulama dan menistakan agama, karena akan merusak keutuhan bangsa ini,” lanjut Ketua PP Muhammadiyah ini.
Menurut Buya Anwar, jika ada ustadz yang ceramahnya kritis terhadap pemerintah harus dipahami karena cinta dengan NKRI. Buya Anwar yang juga dikenal kritis ini mencontohkan organisasi Muhammadiyah. Organisasi
Islam yang berdiri tahun 1912, lebih tua usianya dari Indonesia ini, juga sering melontarkan kritik-kritiknya terhadap pemerintah, tapi tetap menjaga hubungan baik dengan siapa pun, termasuk para pejabat pemerintah dan tokoh politik.* (Kholis BK)