Hidayatullah.com–Farid Uqbah, penelaah paham Syiah di Indonesia menjelaskan bahwa para jurnalis diminta memberitakan masalah konflik Sampang dengan jujur dan obyektif. Menurutnya, kejujuran dan keadilan adalah hal yang ditekankan dalam ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasslam. Anggota Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini mengingatkan agar tidak melawan taqiyah dan fitnah dengan membalas memfitnah.
“Syiah boleh berbohong (taqiyah) dalam perjuangan mereka. Namun perjuangan Ahlus Sunnah Wal Jamaah harus tetap mengedepankan kejujuran, obyektifitas dan keadilan dalam pemberitaan,” jelas Farid dalam silahturahim Jurnalis Islam Bersatu (JITU) di kantor Hidayatullah Media Group, Kamis (30/08/2012).
Farid juga menjelaskan konflik Sampang tidak bisa dilepaskan dari masalah Tajul Muluk. Meskipun Tajul Muluk telah divonis penjara, namun Tajul Muluk masih berusaha memobilisasi dakwah Syiah di Sampang.
“Sekarang didapati 400 orang pengikut Syiah di Sampang, inikan bukti ada ‘syiahnisasi’ di Sampang,” jelas Farid lagi.
Farid juga meluruskan bahwa pernyataan bahwa Syiah dan Sunni adalah sama-sama Islam. Menurutnya, itu jelas sebuah kesalahan. Syiah dan Sunni memiliki perbedaan dalam Rukun Iman dan Rukun Islam. Aturan-aturan syariat dalam Syiah juga bertentangan dengan aturan Syariat Islam. Hal-hal seperti nikah mut’ah hingga menganggap Ali Bin Abu Thalib ra adalah suatu hal yang mutlak membuktikan bahwa Syiah adalah ajaran sesat.
“Tokoh-tokoh Islam di Indonesia tidak jujur dalam memberitakan berita Sampang, ini juga indikasi mereka (tokoh-tokoh) yang menganggap Syiah dan Sunni sama adalah gambaran ketidakpahaman mereka terhadap masalah Syiah,” jelasnya lagi.
Farid menekankan agar umat Islam lebih waspada dan segera melakukan konsolidasi. Gerakan Syiah yang terjadi di Sampang adalah sebuah skenario. Agenda international ini jelas untuk melakukan ‘syiahnisasi’ dan menghancurkan ajaran Islam di Indonesia.
Farid menambahkan permasalahan Syiah ini menjadi berdarah karena program ‘syiahnisasinya’ terhadap umat Islam Ahlus Sunnah wal jamaah. Terlebih agenda itu diagendakan di balik isu persatuan umat. Yang ternyata dibaliknya tersimpan agenda.*