Hidayatullah.com — Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan semangat hijrah penting untuk diimplementasikan dalam manajemen masjid. Menurutnya hal itu akan menguatkan ukhuwah umat dan menajauhkan radikalisme.
“Semangat ukhuwah dan Islam yang rahmatan lil alamin adalah hasil dari hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Maka bila kita menginginkan manajemen masjid yang mengimplementasikan nilai-nilai hijrah maka perlu realisasi dari semangat ukhuwah dan prinsip Islam yg rahmatan lil alamin,” kata HNW dalam Tabligh Akbar dengan tema “Implementasi Nilai-Nilai Hijrah dalam Manajemen Masjid: Sebuah Refleksi 108 Tahun Masjid Raya Al Muttaqun”, di Prambanan, Klaten, Senin (29/8/2022).
HNW menjelaskan hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah memberi dampak bagi kehidupan keagamaan Islam. Dalam konteks hijrah, masjid menjadi tempat untuk memakmurkan umat, seperti halnya Masjid Raya Al Muttaqun terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Maka demikianlah, sejak awal komitmen Masjid Al Muttaqun adalah masjid raya untuk mengukhuwahkan umat,” ujar HNW.
“Masjid Raya Al Muttaqun mengukhuwahkan umat baik di Prambanan Klaten maupun Prambanan Sleman, bahkan antara umat Islam di Indonesia dengan dunia internasional,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, Ketua Pembina Yayasan Masjid Raya Al Muttaqun ini pun mengingatkan soal pentingnya mengadopsi semangat hijrah untuk menghasilkan program dan kegiatan masjid mendorong ukhuwah para jemaah dari berbagai latar belakang baik Muhammadiyah, NU, dan lainnya.
“Sekalipun jamaah memiliki latar belakang berbeda, tapi semuanya bisa masuk dalam kategori muttaqin, dan karenanya layak untuk memakmurkan masjid,” sebutnya.
Hidayat pun mencontohkan teladan Rasulullah yang tidak hanya menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar, tapi juga kaum Muhajirin dengan Muhajirin, dan kaum Anshar dengan Anshar, serta kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Adapun ukhuwah ini berjalan tanpa menghilangkan ciri khas masing-masing kaum.
“Islam tidak menghilangkan dan menegasikan kekhasan masing-masing kaum. Bahkan Islam sangat menghormati kekhasan masing-masing kaum. Prinsip yang sama seperti Bhinneka Tunggal Ika. Kebhinekaan tetap dihormati, sedangkan Ika adalah kita semua hamba-hamba Allah,” jelasnya.
“Maka semangat berukhuwah ini sekaligus semangat menghormati keragaman yang ada, menjadi basis rahmatan lil alaminnya Islam, yang karenanya pasti jauh dari sikap negatif seperti ekstremisme, radikalisme. Masing-masing pihak diapresiasi dan mendapat posisi, peran, dan penghormatan. Bukan mempertajam keragaman, tetapi keragaman sebagai sarana fastabiqul khairat (berlomba mewujudkan berbagai kebaikan). Kita menghormati kekhasan masing-masing sekaligus menghadirkan fastabiqul khairat,” imbuhnya.
Hidayat pun berharap nilai-nilai yang terkandung dalam surah At Taubah ayat 18 dapat diimplementasikan dengan baik. Adapun ayat tersebut mengajak umat untuk memakmurkan masjid. Dengan demikian, hal ini akan berdampak progresif untuk pengelolaan masjid yang menjadi basis hadirnya komunitas Islam yang moderat dan damai.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Dengan semangat syukuran 108 tahun masjid raya Al Muttaqun, nilai-nilai hijrah diimplementasikan dalam pengelolaan dan manajemen masjid yang lebih baik sehingga dapat melipatgandakan manfaat untuk jamaah, melipatgandakan jumlah jamaah, serta menghadirkan masyarakat yang lebih guyub, rukun, shaleh, rahmatan lil alamin, dan menggambarkan Bhinneka Tunggal Ika, untuk berkontribusi bagi Indonesia yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofur,” pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam acara ini turut hadir Ketua Yayasan Masjid Raya Al Muttaqun K.H. Abdul Hakim dan para jamaah dari berbagai Ormas Islam, Muspika dan Kokam Muhammadiyah.