Hidayatullah.com — Wali Kota Bandung Yana Mulyana dituding bersikap intoleran karena menghadiri peresmian Gedung Dakwah Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) di Jalan R.A.A. Martanegara No.30 Turangga Kota Bandung, pada Ahad, 28 Agustus 2022.
Di antara pihak yang yang melayangkan tudingan tersebut adalah Setara Institue. Setara menilai kehadiran Yana dan aparatnya di acara tersebut merupakan keberpihakan nyata terhadap ormas yang mereka sebut “menjadi pelaku pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan”.
“Selain itu, pernyataan wali kota dalam sambutannya, yang membingkai kelompok-kelompok yang menjadi objek gerakan ANNAS seakan “tidak diakui negara”, merupakan pernyataan dan sikap intoleran,” ungkap keterangan tertulis Setara Institute pada Senin, (29/8/2022).
Staf Khusus Menteri Agama bidang Kerukunan Umat Beragama Nuruzzaman juga mengkritik kehadiran Yana Mulyana dalam peresmian Gedung Dakwah ANNAS tersebut.
Nuruzzaman mengklaim, kehadiran Yana terkesan mendukung pandangan dan sikap yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran agama.
“Saya menyesalkan langkah Walikota Bandung. Negara harus merajut keragaman masyarakat agar dapat hidup rukun dan damai. Terhadap perbedaan pandangan baik di internal agama maupun antaragama, posisi negara adalah memoderasi, memfasilitasi dialog, agar kerukunan tetap terjaga,” katanya.
Dia menilai ANNAS adalah ormas dan paham keyakinan yang secara terang-terangan menebarkan kebencian jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar ajaran agama.
Nuruzzaman mengatakan relasi antara Sunni dan Syiah perlu disikapi secara arif. Bahkan, Organisasi Konferensi Islam (OKI) menyatakan bahwa syiah adalah bagian dari Islam.
Sementara dalam sambutannya, Yana Mulyana menyatakan bahwa pemerintah kota Bandung mengapresiasi dibangunnya gedung dakwah ANNAS. Yana memberikan dukungan kepada ANNAS agar gedung dakwah ini semakin memberikan keamanan dan kenyamanan bagi warga masyarakat kota Bandung dalam menjalankan aktivitas keagamaan sesuai agama yang diakui oleh negara.
Aliansi Nasional Anti-Syiah (ANNAS) sendiri dibentuk melalui deklarasi sejumlah ulama dan tokoh ormas di Masjid Al-Fajr, Cijagra, Buah Batu, Bandung, Jawa Barat pada 20 April 2014. Aliansi ini didirikan dengan maksud untuk membentengi umat Islam Indonesia dari pengaruh Syiah.
Salah satu tujuan ANNAS sendiri adalah memaksimalkan upaya preventif, antisipatif, dan proaktif membela dan melindungi umat dari berbagai upaya penyesatan akidah dan syariah yang dilakukan oleh kelompok Syiah di Indonesia.
ANNAS sendiri menegaskan dalam pernyataan sikapnya, bahwa ajaran Syiah menurut keyakinan umat Islam, merupakan faham yang menyimpang dari Alquran dan Assunnah.
Kelompok Syiah di Indonesia, menurut ANNAS, semakin berani dan masif mempropagandakan paham dan ajarannya lewat segala macam cara, diantaranya dengan bertaqiyah (munafik), baik melalui pendidikan, sosial kemasyarakatan, maupun politik.*