Hidayatullah.com–Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR Fadli Zon mendesak agar jurnalis senior Andreas Harsono untuk segera meminta maaf karena telah menyebarkan hoaks. Hal itu terkait hoaks kasus diskriminasi terhadap Rohani Kristen di SMAN 2 Depok.
Fadli mengaku curiga, Andreas sengaja menebar permusuhan dengan membuat status yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Sebaiknya Anda minta maaf telah menyebarkan hoax dan memecah belah kerukunan beragama. Lalu hapus twit hoax ini,” kata Fadli melalui akun Twitter @fadlizon di Jakarta, Sabtu (8/10/2022).
Sebelumnya, dalam unggahannya di akun Twitter resminya, Andreas mengklaim, ada diskriminasi yang dialami siswa Kristen di SMAN 2 Depok. Dalam foto yang diunggah, terlihat beberapa murid duduk di lorong sekolah, karena pihak sekolah melarang mereka menjalankan kegiatan rohani.
“Murid-murid SMAN2 Depok dilarang pakai ruang kelas buat kegiatan Rohani Kristen. Mereka pakai tangga atau lorong sekolah. Kepala sekolah ancam murid yang berikan keterangan kepada media akan dapat sanksi,” klaim Andreas.
Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) pun menyikapi isu yang merebak bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di SMAN 2 Depok, yang dilarang menunaikan kegiatan keagamaan. Selain infomasi, juga beredar foto-foto para siswa duduk-duduk di lantai lorong dan tangga di SMAN 2 Depok.
Disdik sudah melakukan investigasi di SMAN 2 Depok. Hasilnya, kronologi yang sebenarnya tidak seperti yang disebar di Twitter. “Informasi itu tidak benar,” kata Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi, dilansir oleh Republika, Jum’at, (7/10/2022).
Menurut Dedi, hasil investigasi Disdik Jabar menemukan sejumlah fakta tak sesuai dengan narasi yang beredar di beberapa media, apalagi media sosial (medsos). Dia menegaskan, tidak ada pelarangan siswa menunaikan kegiatan Rohani Kristen (Rohkris).
“Adapun kronologi yang sebenarnya adalah, kegiatan setiap hari di SMAN 2 Depok sebelum memulai pembelajaran pada pukul 06.45 WIB. Hal itu diawali dengan kegiatan keagamaan dan penguatan karakter sesuai dengan agamanya masing-masing. Para pelajar dibimbing guru agama,” jelasnya.
Dedi menuturkan, penjelasan dari Wakil Kepala Sekolah SMAN 2 Depok pada Kamis (29/9/2022) siang WIB, seragam siswa kelas X datang dan diletakan di ruang multimedia. Rencananya seragam itu akan dibagikan pada Jum’at (30/9/2022) pagi WIB, karena jumlahnya cukup banyak dan butuh diklasifikasikan sesuai kelas siswa. Sehingga ruang multimedia kondisinya berantakan.
“Oleh karena itu, untuk kegiatan doa pagi, bagi pelajar beragama Kristen dipindahkan ke ruang pertemuan lantai 2. Informasi pindahnya ruangan, sudah disampaikan oleh pihak sarana prasarana ke kepala sekolah, petugas kebersihan (office boy) dan salah satu siswa Rohani Kristen,” kata Dedi.
Kemudian, kata dia, pada Jumat pagi WIB, pada saat kegiatan akan dimulai, petugas kebersihan terlambat untuk membuka pintu ruangan. “Sementara siswa Rohkris sudah datang. Jadi mereka menunggu di lorong ruang pertemuan. Nah foto yang beredar di media bahwa seakan-akan murid sedang duduk di selasar atau pelataran lorong karena tidak diberi ruangan untuk kegiatan belajar,” tutur Dedi.