Hidayatullah.com–Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf buka suara soal rencana kehadiran Ram Madhav, anggota eksekutif nasional Rashtriya Swayamsevak Sangh atau RSS dalam forum R20 atau Religion20 di Nusa Dua, Bali. RSS adalah organisasi kelompok nasionalis Hindu sayap kanan India yang selama ini melakukan penindasan terhadap umat muslim India.
“Pertama klarifikasi ya, kami tidak undang RSS, jadi saya kira penting untuk diketahui,” kata Yahya dalam kegiatan editors meeting di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Rabu, (12/10/2022). “Tapi memang ada tokoh yang terkait dengan RSS yang kami undang, tokoh agama India, tapi bukan sebagai representasi RSS.”
R20 Bali akan digelar 2-3 November 2022, melibatkan tokoh lintas agama di dunia. Kegiatan R20 ini lantas menuai sorotan karena diundangnya RSS.
Juru Bicara Forum R20 Muhammad Najib Azca juga telah menjelaskan ihwal keterlibatan RSS dalam kegiatan ini. Alasan pertama, R20 merupakan agenda yang menempel pada forum G20 yang sebagian pesertanya mewakili negara-negara dalam forum G20. India termasuk salah satunya.
“Representasi tokoh-tokoh agama anggota G20 akan diundang. Kita mengikuti pola dan pakem G20,” kata Najib dilansir oleh Tempo, Kamis, 29 September 2022.
Meski demikian, ada peserta R20 yang bukan representasi anggota G20. Najib mencontohkan kehadiran tokoh agama dari Vatikan dan Uni Emirat Arab.

Kedua, perwakilan RSS diundang karena organisasi itulah yang direkomendasikan oleh pemerintah India. Sebab, RSS merupakan akar kekuatan dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang saat ini berkuasa di negara itu.
Apalagi, Presidensi G20 pada 2023 akan dipegang India. Karenanya, NU sebagai penyelenggara berkoordinasi dengan pemerintah India dan mendapatkan rekomendasi dari mereka. “Untuk India, kita mengikuti rekomendasi, yaitu dari RSS,” katanya.
Alasan terakhir, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU itu menganggap R20 merupakan forum tepat untuk membicarakan rekam jejak RSS yang dianggap bermasalah, terutama dalam memperlakukan minoritas. R20 memang digelar salah satunya untuk membicarakan hal itu.
“Kami ingin agama menjadi bagian dari solusi dalam peradaban. Selama ini, agama justru jadi masalah seperti di India. Kalau mau mencari solusi, diajak bicara pemimpinnya,” tuturnya.
Banyak penolakan masuk
Yahya mengakui berbagai surat penolakan masuk ke PBNU ketika mengetahui kalau Ram Madhav akan hadir. Tapi, Yahya mengklaim, ia dan pemuka agama lain akan berupaya menggali kemungkinan-kemungkinan untuk membangun strategi penyelesaian masalah di India.
“Karena masalahnya memang berat, dan sampai masalah sekarang masih berlanjut,” kata dia.
Yahya mengatakan kalau RSS didirikan persis ketika India berdiri, yang awalnya bertujuan untuk menentang gagasan tentang India Sekuler. Mereka ingin India tetap jadi negara Hindu, sampai akhirnya propaganda mereka berlanjut ke gelanggang politik. Kini Partai BJP, partainya Perdana Menteri Narenda Modi yang sedang berkuasa, adalah partainya RSS.
Selain kelompok muslim yang jadi korban penindasan paling parah dari RSS, aksi serupa juga dilakukan kepada umat Kristen. Tapi kemudian aksi ini menyebabkan India dianggap bermasalah dan tidak bisa bergaul nyaman dengan negara lain. “Karena masih ada diskriminasi minoritas,” ujar Yahya.
Akan tetapi, Yahya mengklaim sebenarnya sudah muncul kesadaran di India bahwa mereka harus membangun mindset baru. Untuk itulah, akunya, Ia akan bicara dengan Ram Madhav yang juga merupakan eks Sekretaris Jenderal BJP. “Bukan main-main itu (jabatannya),” kata Yahya.
Yahya menyadari konflik Hindu dan Muslim di India adalah masalah yang rumit dan dalam, yang punya akar penyebab ratusan tahun lalu. Untuk itu, Yahya menyebut butuh strategi yang tepat, atau yang disebutnya strategically accurate, untuk membantu penyelesaian konflik ini.
“Kami ndak mau menabrak sesuatu yang sensitif, yang merusak seluruh strategi, kalau ngomongnya ngawur-ngawur ya. Kayak orang lagi bedah, jangan sampai nyobek bagian yang salah,” kata dia.
Untuk itu, Yahya menyebut tidak hanya pemimpin Hindu India saja yang bakal diundang dalam forum R20 di Bali nanti. Akan tetapi, pemimpin umat Muslim dan Kristen India pun akan diundang terlibat.
Yahya menyebut pihaknya akan mengajak semua pihak yang hadir berpikir untuk tidak fokus pada masa lalu dan mengajak untuk masa depan. Karena sampai sekarang, kata dia, semua pihak di India punya alasan dan pembenaran masing-masing untuk bertindak kepada kelompok lainnya. “Kami ajak bareng-bareng mencari jalan keluar dari masalah,” ujarnya.*