Hidayatullah.com–Eks Karo Paminal Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan resmi dijatuhi sanksi Pemecatan Tidak Dengan Hormat buntut kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat oleh eks Irjen Ferdy Sambo.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan keputusan tersebut diambil tim Komisi Kode Etik Polri (KKEP) usai menggelar sidang pada Senin (31/10/2022).
“Keputusan dari sidang komisi sidang kode etik di-PTDH, di berhentikan tidak dengan hormat,” ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Humas Polri, dilansir CNN Indonesia.
Hendra Kurniawan sendiri juga diketahui merupakan pimpinan Tim Investigasi dalam kasus KM 50 Unlawful Killing pembantaian 6 Laskar FPI.
Selain itu, Dedi mengatakan tim KKEP juga menilai seluruh perbuatan yang bersangkutan dalam kasus ini sebagai perbuatan yang tercela.
Ia menuturkan keputusan tersebut diambil secara kolektif kolegial oleh tim KKEP dalam sidang yang gelar sejak pukul 08.00 WIB hingga 17.15 WIB. Adapun sidang kode etik tersebut dipimpin langsung oleh Wairwasum Polri, Irjen Tornagogo Sihombing.
Kendati demikian, Dedi tidak menjelaskan lebih lanjut apakah Hendra mengajukan banding terkait sanksi PTDH tersebut atau tidak.
“Itu dulu saja,” jelasnya.
Dalam kasus pembunuhan Brigadir J, Hendra didakwa memerintahkan bawahannya untuk melakukan penyisiran terhadap CCTV vital di sekitar Rumah Dinas Sambo yang merupakan TKP pembunuhan berencana Brigadir J.
Atas perbuatannya itu, Hendra didakwa melanggar Pasal 49 juncto Pasal 33 subsider Pasal 48 ayat (1) juncto Pasal 32 ayat (1) UU ITE Nomor 19 Tahun 2016 dan/atau Pasal 233 KUHP subsider Pasal 221 ayat (1) ke 2 juncto Pasal 55 KUHP.
Hendra Kurniawan sendiri diketahui pernah ditunjuk Ferdy Sambo sebagai pimpinan Tim Khusus Pencari Fakta dalam kasus bentrok FPI dan Polri di Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Ferdy Sambo saat itu menunjuk Hendra Kurniawan memegang tim beranggotakan 30 orang.
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sendiri memvonis bebas dua terdakwa kasus Unlawful Killing Laskar FPI di KM 50, pada sidang vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jum’at, 18 Maret 2021. Keduanya itu yakni Briptu Fikri Ramadhan dan Ipda M. Yusmin Ohorella yang hadir secara virtual dari kediaman kuasa hukum Henry Yosodiningrat.