Hidayatullah.com—Direktur The Community of Ideological Islamict Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya menanggapi penangkapan dua anggota Brigade Mobil (Brimob) Polda Lampung yang tergabung dalam “Polisi Cinta Sunnah”. Dua oknum berinisial Kompol S dan Bripka L dikhawatirkan infiltran di tubuh kepolisian.
“Penangkapan dua oknum Brimob ini menjadi fenomena yang sangat unik di internal kepolisian dengan istilah ‘Polisi Cinta Sunnah’ yang merupakan infiltrasi dari paham yang sering mengklaim kelompok salafi di tubuh kepolisian,” ujar Haris kepada hidayatullah.com, Jumat (18/11/2022).
Menurut Haris, secara substansi penangkapan dengan payung hukum terorisme secara definisi tidak ditemukan korelasinya dengan penagkapan kemarin. Densus dan BNPT, kata Haris kemungkinan sudah mempunyai peta kapan penangkapan terhadap seseorang yang ‘terindikasi’ meski dengan bukti yang cukup menggelikan.
“Adanya barang bukti berupa buku-buku yang bisa dibeli, kemudian dikait-kaitkan dengan masalah terorisme. Hal ini sangat menggelikan karena tidak ada relevansinya,” ujarnya.
Adapun paham salafisme yang dimasukkan kedalam ideologi berbahaya, ini sangat tergantung tim ahli. “Tim ahli ini juga tergantung siapa yang menjadi partnernya. Jangan lupa, beberapa hari yang lalu ada sayap dari organisasi tertentu yang melarang paham Wahabi – Salafi ini berkembang di Indonesia. Ini salah satu contoh petanya kenapa kebijakan itu muncul tergantung dari para pembisik atau tim ahli yang merumuskan,” tambahnya.
Saran saya, jika kelompok Salafi melakungan undangan terbuka kepada siapa saja yang ingin tahu tentang paham yang dianutna. “Sehingga apa yang menjadi asumsi masyarakat yang miring tentang Salafi ini bisa terjawab dengan jelas,” ujarnya.
Seperti diketahui, dua oknum Brimob Polda Lampung ditangkap Densus 88 karena telah terindikasi bergabung dengan “Polisi Cinta Sunnah” lebih dari satu tahun. Keduanya ditangkap Densus 88 karena diduga sebagai pemasok amunisi senjata api kepada terduga teroris berinisial TI, warga Kota Metro, Provinsi Lampung yang telah ditangkap di Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat.*/Agus Dwi