Hidayatullah.com–Gegap gempita pemilihan Presiden 2014 lalu akhirnya berujung kepada terpilihnya Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK )sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden RI 2014-2019 rupanya ada yang senang namun juga banyak pula yang berharap-harap cemas akan masa depan.
Akankah bangsa Muslim terbesar di dunia ini akan tampil sebagai salah satu bangsa yang terhormat? Bagaimanakah peran Muslim Indonesia ke depan? Apakah Muslim akan menjadi kekuatan yang disegani ataukah akan dipandang “tidak penting” wujud dan tiadanya?
Menurut Dr Adian Husaini, kolumnis tetap Catatan Akhir Pekan (CAP) di hidayatullah.com dan Radio Dakta, Muslim Indonesia – sebagai komponen terbesar bangsa Indonesia – sepatutnya memainkan peran yang signifikan dalam percaturan kehidupan umat manusia, sebab mereka adalah khaira ummah.
“Amanah risalah yang mereka emban harus diwujudkan dalam bentuk aksi-aksi nyata, sehingga misi utama Kenabian – tegaknya Tauhid dan Kebaikan bagi umat manusia – dapat ditegakkan dan diwujudkan,” ujarnya.
Menurut penulis buku “Wajah peradaban Barat: (dari hegemoni Kristen ke dominasi sekular-liberal)” ini, para perumus Kosntitusi RI (UUD 1945) sejak awal sudah menyebutkan perlunya Indonesia menjadi yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
“Dalam teori Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas yang dirumuskan dalam Seminar Internasional Pendidikan Islam pertama di Makkah, 1977, keadilan adalah kondisi dimana adab ditegakkan; sedangkan adab terwujud dari hikmah. Jadi, tiga istilah penting dalam Islamic basic vocabularies, — yakni hikmah, adil, dan adab – bisa ditemukan dalam Pembukaan UUD 1945. Prof. al-Attas bahkan sampai pada kesimpulan, bahwa akar persoalan umat Islam terletak pada masalah “loss of adab”, hilang adab,” ujarnya lagi.
Konsep hikmah, adil, dan adab menurut Adian sepatutnya dipahami dengan baik oleh umat Islam Indonesia, jika mereka ingin mewujudkan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan peradaban yang agung. Dalam konsep adab, seorang muslim harus mampu dan mau memahami dan meletakkan segala sesuatu di tempatnya yang betul sesuai dengan harkat dan martabat yang ditentukan Allah.
Dalam politik, misalnya, penguasa jangan berlaku tidak beradab, dengan membuat kebijakan yang melawan aturan-aturan Allah dan Rasul-Nya yang dirumuskan oleh para ulama Islam. Ketaatan pada negara atau pemerintah, sesuai konsep adab, harus diletakkan di bawah ketaatan kepada Tuhan.
Ironisnya, justru pembangkangan kepada Tuhan Yang Maha Esa dilakukan di berbagai bidang kebijakan pembangunan. Konsep negara maju seharusnya diambil dari al-Quran, sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam, dan tradisi keilmuan Islam yang dirumuskan pada ulama. Konsep pembangunan yang adil dan beradab bisa diambil dan dikembangkan dari konsep negara taqwa.
Ringkasnya, jika konsep hikmah, adab, dan adil diterapkan di Indonesia dengan tepat dan sungguh-sungguh, pasti Indonesia akan menjadi negara maju dan hebat, yakni negara adil dan makmur di bawah naungan ridho Ilahi.
Dalam sejarah, sudah sangat melimpah konsep-konsep negara adil dan beradab yang dirumuskan para ulama dan tokoh Islam, seperti Haji Agus Salim, Ki Bagus Hadikoesoemo, Kasman Singodimejo, Mohammad Natsir, Hamka, dan sebagainya.
Kini, konsep-konsep itu perlu dirumuskan dan diterapkan kembali dalam konteks perjuangan membangun Indonesia kini dan ke depan. InsyaAllah dengan itu, kita tidak salah arah, tidak salah proporsi, Lebih jauh tentang aplikasi konsep adab, hikmah, dan adil, dalam membangun Indonesia yang adil dan beradab.
Sebagaimana diketahui, sejak Januari 2003, Adian Husaini telah mengisi acara “Catatan Akhir Pekan Adian Husaini” di Radio Dakta dan di situs hidayatullah.com.
Program ini masih terus berjalan dan sudah mencapai catatan yang ke-387.
Bekerjasama dengan INSISTS dan Radio Dakta 107 FM, Dr. Adian Husaini, akan mengakadan acara “Catatan Akhir Tahun 2014” di Radio Dakta 107 FM.
Bagi yang berminat berdiskusi menyongsong Indonesia yang adil dan beradab, dilahkan mendaftarkan kehadiran dengan SMS: CAT-Nama-Alamat-Email, kirim ke:0813-82357453 (Insists). Atau Info: 021-8807426-27 dan 021-7940381. *