Hidayatullah.com– Saat kejadian besar tsunami Aceh, bertepatan dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) perdana Tim Search and Rescue Nasional Hidayatullah (SARHid) di Cibodas, Cianjur, Jawa Barat, akhir 2004.
“Saat itu diklat tidak jadi di Cibodas, peserta yang tadinya akan mengikuti diklat itu dikirim praktik langsung terjun ke lokasi yang nyata, (lokasi) tsunami Aceh,” kata Drg Fathul Adhim yang ketika itu menjadi pimpinan tim relawan Hidayatullah Peduli bersama SARHid.
Fathul menceritakan, tim SAR ini ikut terjun langsung membantu para korban bencana. Bahkan Menteri Olah Raga dan Kepemudaan pada saat itu, Adhyaksa Dault, mengapresiasi tim ini.
Dalam sambutannya saat peresmian dan pelantikan pengurus SARHid, kata dia, Adhyaksa menyebut, salah satu relawan yang datang pertama kali memberikan pertolongan di tanah Aceh adalah tim SAR ini.
“Saya berharap SARHid terus menguatkan perannya, dengan membangun profesionalisme dan keandalan tim untuk terus berbuat kebajikan, demi kemaslahatan bangsa dan kemanusiaan secara universal,” kata Fathul dalam sambutannya saat membuka diklat nasional SARHid di Kalimulya, Depok, Sabtu (20/03/2016).
Diklat 2016 ini digelar selama 10 hari di Depok dan Kota Bogor, diikuti 40 peserta dari perwakilan berbagai wilayah se-nusantara.
Fathul yang juga Ketua Bidang Pelayanan Umat DPP Hidayatullah berharap, tim SAR ini dapat terus menguatkan fokus peranannya dalam pengabdian kemanusiaan.
“SARHid bisa terus survive (bertahan) dengan swadaya komunitas dan dukungan masyarakat. Dimana ada bencana, di situ Insya Allah ada relawan SARHid,” kata Fathul.
Dipandu Instruktur TNI-Basarnas
Ketua Umum SARHid, Syaharuddin Yusuf, mengatakan, diklat ini dipandu para instruktur terakreditasi, di antaranya dari TNI, Basarnas, dan pengurus pusat SARHid. Para peserta akan mendapatkan tiga materi pelatihan, meliputi Medical First Responder, Emergency Medical Service, Water Rescue, Montenering, dan lain-lain.
“Diklat ini dilakukan indoor dan outdoor dan diselenggarakan di dua tempat. Untuk water rescue dilakukan di Setu Cikaret Cibinong, susur hutan gunung di Pangrango. Dan indoor untuk materi kelas digelar di kampus pesantren,” pungkasnya ditemui wartawan usai pembukaan.
“Peran SAR secara nasional sangat dibutuhkan dan harapan masyarakat. Kita berharap, dengan adanya pelatihan ini anggota SAR semakin berkualifikasi dan profesional dalam melakukan aksi-aksi pertolongan kebencanaan,” katanya.
Diklat ini bertema “Melahirkan Relawan Nasional yang Tanggap dan Tangguh dalam Penanganan Bencana”. Terselenggara atas dukungan banyak pihak, di antaranya Laznas BMH, Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), Basarnas, dan DPP ormas itu.*