Hidayatullah.com– Ketua Presidium Gerakan Selamatkan Indosesia (GSI), Ratna Sarumpaet menyatakan, tudingan adanya makar oleh Kapolri terkait Aksi Bela Islam III harusnya diketahui oleh masyarakat siapa makar tersebut.
Hal itu disampaikannya usai melakukan audiensi bersama Komisi III di Gedung Nusantara II DPR RI MPR, Jakarta Selatan, baru-baru ini. Lansir JITU Islamic News Agency (INA), Selasa (29/11/2016).
“Sebab, kalau memang betul-betul ada makar, aku juga pengen tahu. Semua rakyat berhak untuk tahu makar yang mana,” ungkapnya.
Membantah adanya makar, aktivis perempuan itu menyebutkan bahwa makar itu harus ada syarat-syaratnya, salah satunya adanya pasukan.
“Makar itu, kan, syarat-syaratnya ada banyak; harus ada senjata, harus punya pasukan. Itu nggak bisa hanya, itu, kan, ada selebaran, ada banyak nama-nama lalu katanya mereka ini berkumpul-kumpul,” kilahnya.
Bahkan lebih lanjut, Ratna menegaskan bahwa jika Kapolri mengetahui adanya makar, maka harus segera ditangkap.
“Bahkan tugas Kapolri kalau dia tahu ada makar tugas dia menangkap, kalau dia tidak tangkap, dia tidak kasih tahu siapa, itu salah,” tegasnya.
Ratna mempertanyakan pernyataan Kapolri tentang adanya makar tersebut yang diucapkan saat situasi politik yang sangat rawan.
“Seorang Kapolri dalam situasi politik kita yang sangat rawan sekarang mengucapkan hal seperti itu berulang-ulang ini buat saya menjadi pertanyaan besar,” tandasnya.
Pernyataan tersebut dinilai GSI sebagi sikap yang berlebih-lebihan dan dapat membahayakan demokrasi.
“Kami dari GSI menganggap Kapolri itu berlebih-lebihan, dan segala sesuatu yang berlebihan itu salah dalam demokrasi dan itu berbahaya,” pungkasnya.* Ali Muhtadin/INA