Hidayatullah.com– Ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) DKI Jakarta, Pendeta S Supit, turut mengomentari soal polemik wakil Partai Komunis Vietnam yang akan berkunjung ke Indonesia besok, Selasa (22/08/2017) hingga beberapa hari ke depannya.
Sekjen Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong, akan melakukan kunjungan kenegaraan pada 22-24 Agustus pekan ini. Kunjungan kenegaraan ke Istana Kepresidenan untuk bertemu Presiden Joko Widodo kabarnya akan dilakukan pada hari terakhir, Kamis (24/08/2017).
Terkait komunisme, Pendeta Supit menilai paham ini sudah tidak cocok diterapkan di Indonesia.
Bagaimana jika wakil Partai Komunis Vietnam itu jadi ke Indonesia?
“Ya tentu menurut kultur Indonesia, dan menurut konstitusi saya kira sulit untuk diterima lagi,” jawab Supit saat dimintai pendapatnya di sela-sela acara Milad FPI ke-19 di Stadion Muara Kamal, Jakarta Utara, penghujung pekan kemarin.
Baca: Tokoh Kristen Tak Setuju Kedatangan Wakil Partai Komunis Vietnam akan ke Indonesia
Menurut Supit, komunisme adalah barang yang sudah lalu.
“Saya kira tidak cocok lagi lah dengan kondisi sekarang,” ujarnya.
Ia mengatakan, komunisme telah lama dikuburkan oleh sejarah.
“Konstitusi juga sudah menguburkan itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Romo Alexios Setir Cahyadi dari Gereja Ortodoks Indonesia, Solo, Jawa Tengah, menilai, sebaiknya partai berhaluan komunis tidak datang ke Indonesia.
“Ya harus diusir kalau itu,” ujarnya tegas saat ditemui hidayatullah.com di acara dan tempat yang sama.
Baca: Presiden Jokowi Terima Kunjungan Partai Komunis Tiongkok
Senada, Pendeta Ferdinand dari Badan Musyawarah Antar Gereja dan Lembaga Keagamaan Kristen (BAMAG-LKK) Jawa Barat, menilai, kedatangan Sekjen Partai Komunis Vietnam ke Indonesia harus ditolak jika terkait ideologi.
Apalagi jika Sekjen Partai Komunis Vietnam datang untuk memaksakan mengajarkan komunisme. “Tentu kita tolak,” ujarnya yang juga turut menghadiri Milad FPI ke-19 pada Sabtu (19/08/2017) lalu itu.*