Hidayatullah.com– Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai bahwa angka kemiskinan dan ketimpangan sosial dapat diturunkan dengan kesetiakawanan sosial.
“Saya melihat peran kesetiakawanan sosial sangat penting dalam upaya membantu mempercepat menurunkan tingkat kemiskinan dan ketimpangan,” ujar Wapres dalam acara puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) ke-62 2019 di Banjarbaru Kalimantan Selatan, Jumat (20/12/2019).
Menurut Wapres, upaya pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan kapasitas kegiatan ekonomi masyarakat, misalnya, hanya bisa terlaksana kalau masyarakat mempunyai rasa kesetiakawanan yang tinggi untuk membantu.
Wapres melihat, setidaknya ada sejumlah persoalan yang sedang dihadapi bangsa ini dan seharusnya bisa diatasi jika kesetiakawanan sosial bisa diwujudkan dalam kehidupan masyarakat.
Persoalan tersebut antara lain terkait kesejahteraan sosial meliputi kemiskinan dan ketimpangan meski dalam periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo disebut telah berhasil menurunkan angka kemiskinan dan ketimpangan.
Akan tetapi, jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi mencapai 25 juta jiwa. Belajar dari berbagai kasus kerusuhan sosial atau konflik antarmasyarakat, di antara pemicunya yaitu lebarnya ketimpangan ekonomi.
Persoalan lain menurut wapres yaitu terkait intoleransi, baik dalam perbedaan agama, etnis, pendapat, sampai pada perbedaan sikap politik.
“Intoleransi bukan hal sepele yang jika dibiarkan akan menjadi sumber radikalisme bahkan yang paling ekstrem dapat menjadi benih terorisme,” sebut Ma’ruf kutip Antaranews.
Indonesia sebagai negara yang majemuk perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Karena itu adanya sikap intoleran dapat mengganggu seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu, peringatan HKSN disebut dapat menjadi stimulus berbagai kegiatan dan aksi peduli di masyarakat dalam berbagai bentuk sehingga bisa menimbulkan kerekatan sosial, meminimalisir ketimpangan sosial dan menciptakan kedaulatan sosial.
“Dengan memahami arti kesetiakawanan sosial dalam diri setiap manusia Indonesia hingga dapat menjadi manusia Indonesia yang menghargai perbedaan,” sebutnya.
Menurut Wapres, HKSN harus dimaknai sebagai instrumen menuju kesejahteraan masyarakat. Yaitu katanya melalui gerakan peduli dan berbagi oleh dan dari masyarakat, baik sendiri-sendiri maupun secara bersamaan berdasarkan nilai kemanusiaan, kebersamaan, kegotongroyongan, dan kekeluargaan.
“Semua agama mengajarkan kita untuk saling membantu, saling berbagi, untuk saling bersedekah dan untuk memberikan kelebihannya kepada orang lain,” jelasnya.*