Hidayatullah.com–Surya Fachrizal, wartawan Hidayatullah Media yang ditembak tentara Israel saat insiden di kapal Mavi Marmara akhir Mei lalu, baru selesai menjalani operasi kemarin pagi (Rabu 23/6) di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Alhamdulillah, operasi berjalan lancar dan peluru yang bersarang di tubuhnya telah berhasil dikeluarkan.
“Saya sudah enakan sekarang. Sudah bisa jalan-jalan,” ungkap Surya sehari setelah menjalani operasi.
Surya menjelaskan, saat ini pihak dokter RSPAD masih berupaya mengurangi efek samping akibat peluru yang sudah berdiam selama tiga minggu di tubuhnya.
“Bekas dari peluru itu sudah mengeluarkan nanah,” jelasnya mengutip ungkapan dokter
Seperti diketahui, setelah insiden penyerangan kapal Mavi Marmara, Surya, yang ditembak di bagian dada, diangkut dengan helikopter oleh tentara Israel ke RS Rambam, Haifa (wilayah Palestina yang dikuasai Israel). Surya sempat dioperasi dan dirawat selama tujuh hari di sana.
Setelah dinyatakan baik, Surya dibawa ke perbatasan untuk diserahkan kepada pihak RS Militer Kerajaan Yordania (Royal Medical Services, King Hussein Medical Center).
Di rumah sakit ini Surya menjalani pemeriksaan fungsi paru-paru. Hasilnya, menurut Dr Fawaz Khammash, SpB, dokter yang memeriksa Surya, masih terdapat pleural efusi (cairan di rongga paru) sebelah kanan dengan jumlah sedikit. Secara umum, kondisi Surya dinilai baik dan bisa kembali ke Indonesia.
Di rumah sakit Jordan ini, Surya sempat dirontgen di bagian dada, namun tidak di bagian pinggang.
“Saya tidak tahu persis mengapa pihak rumah sakit Jordan tidak merontgen bagian pinggang Surya,” ungkap Dr Agus Hadian Rahim MD dari RSUP Hasan Sadikin Bandung yang mendampingi Surya ketika berada di Amman, Yordania. Dr Agus baru mengetahui adanya peluru itu setelah melihat hasil rontgen di RSPAD berdasarkan saran yang ia berikan.
Peristiwa ditemukannya peluru di tubuh Surya menimbulkan tanda tanya besar: operasi apa sesungguhnya yang dilakukan oleh rumah sakit Israel terhadap Surya? Tubuh Surya telah dibedah sepanjang 20 cm tanpa mengeluarkan peluru di dalamnya. Apa yang mereka lakukan?
Pertanyaan serupa juga dilayangkan oleh Duta Besar RI untuk Jordania, Zainulbahar Noor. Lewat pesan singkat (SMS) yang dikirim ke Hidayatullah Media, Zainul mengungkapkan, “Sebuah pertanyaan besar (di benak kita), mustahil dokter Rumah Sakit Israel tidak mengetahui masih adanya peluru di pinggul Surya. Apa maksud mereka? Apakah mereka ingin membunuh (Surya) secara pelan-pelan,” ungkapnya.
Pimpinan Hidayatullah Media Group, Mahladi mengaku curiga dengan ini.
”Kita rasanya patut merasa curiga kepada mereka mengingat beberapa relawan Mavi Marmara dinyatakan positif terkena arsenik, bahan yang sangat berbahaya bagi tubuh. Semoga perbuatan keji yang mereka lakukan ini dibalas oleh Allah Subhanahu wata’ala dengan balasan yang setimpal,” ujarnya. [mah/hidayatullah.com]