Hidayatullah.com—Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mengatakan, jemaah calon haji diimbau bersedia diberi vaksin meningitis, karena pemerintah Arab Saudi mewajibkan seluruh calon haji sudah harus memperoleh vaksin tersebut sebelum bertolak ke tanah suci.
Pernyataan ini disampaikan Menag usai acara penerimaan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 yang diserahkan langsung dari Direktur PT. Mutu Agung Lestari, Arifin Lambaga kepada Suryadharma Ali di Jakarta, Kamis (24/6) sore.
Ketika ditanya, bagaimana jika ada jemaah calon haji menolak? Menurut Menag, hal itu menjadi resiko yang bersangkutan. Pasalnya, bisa saja pemerintah setempat menolak karena calon haji belum mendapat vaksin meningitis.
Kebijakan ini dikatakannya karena sampai sekarang belum ditemukannya vaksin pengganti.
“Solusinya ya bikin yang baru. Tetapi bikin yang baru itu tidak mudah. Perlu ada penelitian, segala macam uji coba. Jadi tidak semudah yang dibayangkan. Jadi kalau ada alternatif kemudian yang haram itu dipakai, salah kita,” tegasnya.
Menurutnya, langkah tetap memperbolehkan penggunaan vaksin meningitis dalam konteks kondisi darurat. “Tapi kalau tidak ada alternatif, menurut saya itu darurat. Jadi tetap dipake,” ujarnya.
Mengenai alternatif, Suryadharma masih belum bisa memastikan hal itu. “Jadi itu kan harus ada rekomendasi Menkes juga. Kalau ada produk-produk baru harus ada rekomendasi Menkes, apakah vaksin itu layak dipake atau tidak,” paparnya.
Sebelumnya, MUI mengatakan, pihaknya telah menerima keterangan resmi dari Departemen Kesehatan yang mempertegas bahwa vaksin tersebut mengandung babi yang oleh MUI vaksin ini dinyatakan haram.
Ketua Bidang Fatwa MUI Pusat, Muhidin Junandi pernah mengatakan, bulan Juli nanti Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia dikabarkan akan mengeluarkan fatwa status hukum penggunaan vaksin Meningitis bagi calon haji Indonesia.
Muhidin menyebutkan, fatwa tersebut untuk memastikan apakah vaksin boleh diberlakukan lagi atau tidak, sementara hingga kini Komisi Fatwa MUI bersama peneliti negara Islam belum menemukan vaksin pengganti meningitis. [pim/cha/hidayatullah.com]