Hidayatullah.com–Utusan khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah, David Hale bertolak ke Tepi Barat untuk mencoba dan meyakinkan Otoritas Palestina agar meninggalkan usaha mencari kemerdekaan di PBB.
Hale bertemu dengan Kepala Otorita Palestina Mahmud Abbas di kota Ramallah pada Rabu (7/09/2011) dalam upaya terakhir untuk mencegah rakyat Palestina mendapatkan pengakuan kenegaraan di PBB dan menekan Palestina untuk melanjutkan perundingan dengan Zionis Israel, yang disponsori Amerika.
Diplomat senior Amerika ini juga telah mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait masalah tersebut.
Pertemuan terjadi hanya beberapa hari menjelang upaya rakyat Palestina untuk mendeklarasikan negara merdeka, yang sangat ditentang oleh Amerika dan Israel. Washington berulang kali mengatakan akan memveto langkah itu di Dewan Keamanan PBB.
Otoritas Palestina, bagaimanapun, menyatakan tekadnya untuk menggalang dukungan di Majelis Umum PBB guna meningkatkan status Palestina di badan dunia itu dari sebuah entitas menjadi negara.
”Dari sudut pandang kami, itu keluar dari pembahasan,’ ‘kata Nabil Shaath, seorang pembantu senior Abbas.
”Ini sudah sangat terlambat untuk dibahas, ” tegasnya.
Negara Palestina di masa depan akan mencakup Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan timur al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukotanya. Otoritas Palestina mengatakan percaya bahwa lebih dari 130 negara akan mengakui negara Palestina berdasarkan perbatasan pra-1967.
Sementara itu, bayak kelompok Palestina menyatakan penentangan atas keputusan tersebut, karena hal itu akan melegitimasi pendudukan Israel atas tanah Palestina lainnya.
Sidang Majelis Umum PBB ke-66 pada tanggal 20 September mendatang, akan memberikan suara kepada negara Palestina.*