Hidayatullah.com—Dalam pertemuan di Qatar hari Senin (06/02/2012) guna membentuk sebuah pemerintah persatuan Palestina, kelompok Hamas dan Fatah sepakat menunjuk Presiden Mahmud Abbas sebagai pemimpin pemerintahan sementara, kata seorang pejabat senior Palestina.
Mahmud Abbas yang juga pemimpin Fatah dan pemimpin Hamas Khalid Misy’al mengatakan bahwa mereka serius mengimplementasikan perjanjian rekonsiliasi yang ditandatangani hampir satu tahu lalu dan ditegaskan pada Nopember 2011.
“Kami serius, baik Fatah maupun Hamas, untuk menyembuhkan luka dan mengakhiri babak perpecahan dan memperkuat serta mencapai rekonsiliasi,” kata Misy’al sebagaimana disiarkan secara langsung oleh Aljazeera dari Qatar dan dikutip Reuters.
Misy’al mengatakan, rakyat Palestina ingin mewujudkan persatuan dan maju bersama melawan musuh (Israel) dan mencapai tujuan nasional mereka.
Abbas menjanjikan, “Upaya ini akan diimplementasikan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.”
Berdasarkan kesepakatan hari Senin itu, Abbas akan merangkap tugas-tugas perdana menteri, yang ditinggalkan oleh Salam Fayyad, ekonom dukungan negara-negara Barat.
Tidak jelas apakah Fayyad akan ikut dimasukkan jika pemerintah persatuan Palestiana yang baru dibentuk.
Dalam pertemuan itu juga disepakati bahwa persiapan pemilu tahun ini akan dipantau oleh para teknokrat independen.
Pemilu presiden dan parlemen Palestina terakhir kali dilakukan pada tahun 2006, di mana Hamas memenangi pemilu parlemen.*