Hidayatullah.com—Kepala Otoritas Air Palestina hari Ahad (29/7/2012) mengatakan bahwa Israel mengalokasikan air 70 kali lebih banyak kepada para pemukim Yahudi di Tepi Barat, dibanding rata-rata yang diterima oleh warga Palestina.
Dalam sebuah konferensi pers di Ramallah Shaddad Attili mengatakan, warga Palestina mendapatkan air 105juta meterkubik atau kurang dari ketentuan yang terdapat dalam Perjanjian Oslo 1995 dan jauh di bawah standar internasional air bersih yaitu 400juta meterkubik, lapor Maan.
Zionis Israel menguasai sebagaian besar sumber air di Tepi Barat dan menolak untuk memberikan jumlah air yang lebih banyak kepada Palestina, kata Attili. Hal itu membuat warga Palestina harus membeli air dari Zionis Israel.
Otoritas Air Palestina terpaksa membeli air dari Zionis dan menanggung hutang milyaran shekel, imbuh Attili.
Masalah air merupakan harga mati dalam negosiasi dengan Israel, dan penundaan pembicaraan masalah penting itu menyebabkan krisis air di Tepi Barat dan Jalur Gaza, tegas pejabat masalah air di Palestina itu.
Sekitar 95% air di Jalur Gaza saat itu tidak layak untuk konsumsi manusia. Sementara air laut yang terkontaminasi limbah merembes ke teluk kecil, sehingga membahayakan kesehatan ginjal dalam jangka panjang.
Atilli menegaskan, mungkin dalam dua tahun ke depan di Gaza sudah tidak ada lagi persediaan air bersih layak minum.*