Hidayatullah.com–Kabinet tebatas Israel perdana menterinya, Benyamin Netanyahu sedang bersembunyi dan mematikan telponnya, beberapa saat sebelum berakhirnya gencatan senjata 72 jam kemarin.
Koran Yahudi, Yedeot Aharonot dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC) mengatakan, beberapa saat sebelum berakhrinya masa gencatan senjata selama 72 jam tadi malam, Netanyahu telah menghilang dan mematikan telepon gengamnya.
“Kami tidak tahu apa yang terjadi, “ ujar anggota kabinet.
Sebelumnya, kabinet terbatas bidang keamanan Zionis mengumumkan, perdana menteri Benyamin Netanyahu sedang menghimpun semua informasi terkait hasil perundingan di Kairo.
Berdasarkan pantauan di Kabinet, Netanyahu belum mengetahui apapun terkait dengan perundingan terutama masalah gencatan senjata.
Lahirkan Perselisihan
Sementara itu, pengamat urusan keamanan Israel Emer Aron mengkritik keras badan keamanan umum Israel lembaga intelijen Shabak lebih dikenal sebagai Shin Betyang yang disebut telah gagal dalam agresi terakhir ke Jalur Gaza karena tidak mampu memberikan informasi apapun kepada militer Israel.
Aron menegaskan, Shabak yang dibawah langsung Netenyahu bertanggungjawab atas kegagalan ini. Aron menilai penyebab kegagalan ini karena badan intelijen Shabak tidak memahami perubahan yang terjadi di Jalur Gaza antara tahun 2005 hingga 2007 dan tidak mengetahui bagaimana menyikapi realita baru setelah penarikan militer Israel dari Jalur Gaza tahun 2005 dan kemenangan Hamas di tahun 2006 serta kekuasaan gerakan tersebut terhadap Gaza tahun 2007.
Sementara pengamat Ben Knesset menegaskan, Tel Aviv gagal menentukan kemenangan dalam perang melawan Hamas dan nasib Netanyahu saat ini berada di tangan Muhammad Dhaif, komandan tinggi Brigade Al-Qassam.
Sedang pengamat militer Israel Yoshe Farter menegaskan, Netanyahu berusaha mengurangi kerugian dampak perang dan keputusasaan di kalangan internal pemerintah Israel soal agresi ke Gaza sudah mencapai puncaknya. Pemerintah Israel saat ini tidak memiliki gagasan kemana berjalan, ujarnya.*