Hidayatullah.com—Mufti Al Quds (Yerusalem) memperingatkan motif politik dibalik pelaksanaan event olahraga maraton dan menuding pemerintah Zionis Israel menggunakan acara itu sebagai bagian dari upaya yahudisasi kota Al Quds.
“Maraton merupakan satu lagi upaya penjajah Israel untuk menghapus identitas Arab di Yerusalem,” kata Hussein, yang juga merupakan imam Masjid Al Aqsha, dalam pernyataannya yang dikutip Al Arabiya (22/02/2012).
‘The Jerusalem Marathon’ imbuhnya, bukanlah peristiwa olahraga, melainkan alat politik guna menunjukkan dominasi Israel atas kota itu, khususnya dominasi mereka di lingkungan masyarakat Arab.
“Hal yang sama nantinya akan diterapkan pada wilayah-wilayah Palestina lainnya,” kata Hussein.
Selain berupaya menghapus semua jejak identitas non-Yahudi dari kota Al Quds, Zionis Israel juga menggunakan tempat-tempat suci umat Islam dan Kristen untuk mempromosikan maraton tersebut.
“Mereka menggunakan Masjid Al Aqsha, Kubah Al Shakrah (Dome of the Rock), Gereja Makam Kudus dan tempat-tempat suci lain di Al Quds Timur sebagai bagian dari propaganda maraton, untuk memberikan kesan kepada dunia internasional bahwa tempat-tempat itu merupakan milik Israel,” papar Hussein.
Dia juga menyatakan penentangannya dengan penggunaan nama kota Yerusalem untuk acara tersebut, karena berarti menjadikan kota itu resmi sebagai kota milik Israel.
“Upaya secara resmi (oleh pemerintah-red), diplomatik dan tingkat olahraga harus dilakukan guna mencegah pelaksanaan acara ini,” kata Hussein.
Dewan Rakyat Nasional untuk Al Quds juga menentang pelaksanaan maraton internasional itu dan menolak rute yang direncanakan Israel.
Menurut dewan itu dala pernyataannya, rute maraton akan langsung melewati pusat kota Al Quds, yang dikenal dengan nama Kota Tua, dari pintu gerbang Jaffa dan keluar dari pintu gerbang Zion.
Rute itu juga kan melewati perkampungan Arab Wadi Al Juz dan Syeikh Jarah serta perbatasan dengan kota Al Issawiya, di mana Israel ingin menguasai wilayah itu untuk membangun taman nasional.
Dewan sependapat dengan Mufti Al Quds, dan menyeru kepada dunia Arab, para aktivis dan organisasi HAM internasional untuk menyatakan solidaritas kepada rakyat Palestina dan mengecam yahudisasi kota Al Quds.*