Hidayatullah.com–Pasukan angkatan laut penjajah Israel telah melepas sebagian besar penumpang kapal yang telah mereka cegat setelah itu berangkat dari Pelabuhan Gaza hari Selasa dengen bertujuan untuk mematahkan blokade Israel selama satu dekade di Jalur Gaza.
Dalam sebuah pernyataan dikutip Anadolu Agency, Adham Abu Silmiyya, juru bicara Komite Nasional Gaza untuk Penghentian Pengepungan, menegaskan bahwa semua penumpang di kapal itu kecuali sang kapten telah dibebaskan.
Para penumpang kembali ke Gaza melalui Perbatasan Erez Israel di antara Jalur Gaza yang diblokade – yang telah kuasai oleh Hamas sejak 2007 – dan Israel.
Abu Silmiyya mengatakan sebelumnya bahwa empat kapal angkatan laut penjajah Israel telah mengepung kapal tersebut sekitar delapan mil laut dari pantai Gaza.
Baca: 1000 Lebih Warga Palestina Tewas Akibat Blokade ‘Israel’ di Gaza
Dia berpendapat Israel “sepenuhnya bertanggung jawab” untuk keselamatan semua orang di atas kapal, yang kemudian mendesak komunitas internasional untuk memperluas perlindungan terhadap orang-orang Palestina yang terkepung.
Militer penjajah Israel sebelumnya mengkonfirmasi bahwa mereka mencegat kapal itu, yang kini dilaporkan ditarik ke pelabuhan Israel, Ashdod.
Tidak ada cedera yang dilaporkan selama aksi pencegatan kapal, kata militer dalam sebuah pernyataan.
Pasukan Angkatan laut Israel menghalang-halangi sebuah kapal yang hendak berlayar dari Pelabuhan Gaza pada Selasa. Kapal ini bermaksud menghentikan blokade selama 12 tahun yang ditetapkan penjajah Israel di Jalur Gaza.
Dalam sebuah pernyataan sebelumnya, Adham Abu Silmiyya, sempat mengatakan, panitia kehilangan kontak dengan kapal tersebut setelah kapal militer Israel mengepung kapal yang sempat berlayar sepanjang delapan mil laut dari pelabuhan di Gaza.
Tidak ada laporan orang yang terluka dalam pengepungan ini, kata pasukan Israel melalui pernyataan.
Kapal yang mengangkut 20 penumpang Palestina itu seharusnya keluar dari Gaza pada Selasa dan membawa lulusan universitas, pasien luka-luka yang mencari perawatan di luar negeri, dan warga Palestina yang terluka karena kekerasan pasukan Israel di dekat pagar perbatasan Gaza-Israel baru-baru ini.
Menurut panitia, peristiwa ini bertepatan dengan ulang tahun ke delapan insiden Mavi Marmara (31 Mei 2010), di mana sembilan warga Turki tewas oleh pasukan Israel di perairan internasional, dan satu lainnya tewas karena luka-luka yang dideritanya.*