Sambungan artikel PERTAMA
Hidayatullah.com–ADZ-DHAIF sudah lima kali mengalami upaya pembunuhan namun Allah Subhanahu Wata’ala masih menjaganya. Walaupun selamat, dirinya sempat terluka di bagian mata dan kaki. Pada tahun 2002, mobil yang dikendarainya diserang dengan roket di wilayah Syaikh Ridhwan, namun dia pun selamat. Beberapa media menyebutkan, serangan itu telah membuatnya lumpuh, namun belum ada bukti yang menguatkan berita tersebut.
Sudah lebih dari 20 tahun Muhammad Adh-Dhaif merencanakan dan menyiapkan sebuah operasi besar melawan Israel. Operasi itu meliputi penculikan tentara, peledakan bom, peluncuran roket, penggalian terowongan, dan lain sebagainya.
Yang terakhir, Selasa (19/08/2014), Zionis dengan sikap pengecut membombardir rumahnya dengan lima ton bom,) malam. Adh-Dhaif selamat, tapi istrinya, Dhaif Waddad Harb (26) dan putri satu-satunya gugur dalam serangan tersebut.
Tetap Misterius
Baik di kalangan penjajah Israel atau bahkan bagi warga Palestina sendiri, Dhaif tetaplah sosok misterius. Selama bertahun-tahun Dhaif tak pernah menampakkan batang hidungnya di depan alat pengintaian Israel yang demikian canggih yang ingin menghabisinya.
Pihak intelijen Israel baik Shabak atau Mossad hanya memiliki arsip gambar wajahnya yang lama saat masih dalam penjara atau dalam kartu identitasnya. Dhaif benar-benar menantang Israel.
Tidak ada gambar foto dirinya selain sebuah foto yang diambil 20 tahun yang silam. Terlihat dirinya kurus, bermuka masam, dan tidak berjenggot.
Ia juga tidak menggunakan teknologi alat komunikasi apapun hingga membuat penjajah Israel sulit melacak. Menurut sebuah sumber informasi dalam Hamas sebagaimana dikutip PIZ, “Adh-Dhaif adalah sosok yang sangat merahasiakan dirinya. Dia tidak menggunakan alat komunikasi modern. Selalu berhati-hati, sangat cepat bertindak, dan sangat cerdas.”
Ia adalah sosok yang jarang muncul di public atau media. Tidak seperti pendahulunya, Al-Dhaif tidak terlibat politik praktis di Palestina. Dia juga jarang tampil di depan publik, sehingga sosoknya dikenal misterius.
Dia dikenal sebagai pria yang tinggal di bawah tanah atau di kamp-kamp pelatihan, dan kerap muncul di Gaza, jika dibutuhkan. Satu-satunya momen dia muncul di depan publik adalah, saat pembuatan film dokumenter oleh Al-Jazeera empat tahun lalu.
Ia juga muncul tahun 2012 hanya untuk mengancam penjajah dengan mengatakan, “Israel akan membayar sangat mahal jika melakukan serangan darat.”
Selain itu, ia muncul di hadapan media dengan menggunakan topeng di situasi genting dalam peranng tahun 2014.
Al-Dhaif selalu mengenakan topeng. Namun di balik topeng itu, salah satu kharismanya yang ditakuti adalah suaranya yang keras, dan pikiran militernya yang bersifat metodis. Dia selama ini mengembangkan kekuasan khusus dalam perang gerilya melawan pasukan pendudukan Israel.
Khaled Al-Azbat, perencana operasi di Qassam, mengatakan kepada Al-Ahram Weekly, bahwa komandannya itu berhasil membentuk brigade dengan model tentara modern. Dia juga mengembangkan formasi, di mana dengan berdiri seorang tentara bisa menemukan seseorang yang dicari dalam sebuah wilayah.
Berbagai motode militer modern yang dikembangkan Al-Dhaif itu dilakukan lima tahun yang lalu. Sebelum itu, sekitar 14 tahun yang lalu, ia meletakkan dasar untuk pembuatan senjata untuk guna melawan Israel, terutama sejak roket semakin sulit diselundupkan ke Gaza.
Menurut Al-Azbat, Al-Dhaif mengambil pelajaran dari perang Libanon dan Israel. Dia juga cerdik untuk memanfaatkan teknologi Iran, meski di tengah embargo senjata internasional yang dijatuhkan pada Iran.
Legenda Hidup
Bagi kalangan rakyat Gaza, Al-Dhaif bahkan dikenal sebagai legenda hidup yang gigih melawan penjajah Israel. Sarjana Palestina, Mohammed Abu Shaar, mengatakan bahwa Al-Dhaif adalah otak militer dari Dewan Perang di Gaza. Dia memerintah sedikitnya 25 ribu pejuang Palestina.
”Al-Dhaif tetap dirahasikan ahkan di kalangan Hamas sendiri. Hal ini diperlukan untuk alasan keamanan, “ ujar Abu Shaar, seperti dikutip Al-Ahram, semalam (15/8/2014).
Karena itu, Menteri Keuangan Israel, Yair Lapid, pernah menyamakan sosok Al-Dhaif dengan Usama bin Ladin. Menurutnya, pencarian Tel Aviv pada Al-Dhaif sama dengan misi Washington yang memburu pendiri al-Qaidah itu, meskipun dianggap terlambat.
Dalam laporannya, kantor berita Quds Press menegaskan, sejak 1991 Israel sudah menetapkan satu orang ini sebagai buron yang berarti sudah 7 Perdana Menteri Israel silih berganti dan puluhan komandan keamanan dan militer penjajah juga memburuhnya. Sebagian mereka masih hidup dan sebagian lain masih menunggu “mimpi buruk yang satu ini”.
Perdana Menteri Israel yang sudah memburu Dhaif secara berganti saat menjabat di Israel untuk adalah; Yitshak Shamir, Simon Peres, Yitshak Rabbin, Ariel Sharon, Ehud Barack, Ehud Olmert dan terakhir Benjamin Netanyahu.
Al-Dhaif merupakan Menteri Pertahanan Hamas yang merupakan sosok “momok” bagi Israel dalam pertempuran di Jalur Gaza. Dia tampil heroik saat pertempuran “Pertempuran Al-Furqan” (2008), “Hijaratus Sijjil” (2012) dan Ka’asyfin Ma’kul (Dedaunan Dimakan Ulat) tahun 2014.
Karena itu, sosoknya begitu sangat kharismatik di kalangan rakyat Gaza dan rakyat Palestina. *