Hidayatullah.com—Teriakan takbir, ucapan “Palestine Will be Free” dan “Free…Free…Palestine!” berulang kali berkumandang, papan-papan kecil bertuliskan dukungan kepada Palestina dipampangkan dan bendera-bendera Palestina dikibarkan.
Itulah suasana event khusus mendukung gerakan Global March to Jerusalem (GMJ) di stadion tertutup “Malawati” yang terletak di kota Shah Alam yang dijuluki “Bandaraya Dalam Taman”, Selangor, Malaysia, pada 30 Maret 2012 dari pukul 5 sore hingga 12 malam waktu setempat.
Event besar yang diselenggarakan oleh Malaysia Global March to Jerusalem (MyGMJ) dihadiri lebih dari 10.000 orang dari seluruh negeri di Malaysia dan warga negara asing seperti Indonesia, Palestina dan Suriah yang tinggal di Malaysia.
Dengan menggunakan bahasa Melayu, Inggris dan Arab, Ally Iskandar (TV3) dan Nurul Iman Dzulkefly (TV Al-Hijrah) mengawal acara dari awal hingga akhir. Pidato yang juga disampaikan dalam tiga bahasa disampaikan oleh Dr. Tahir Abdul Rahman (Ketua MyGMJ), Datuk Dr. Musa Mohammad Nordin (Wakil Ketua MyGMJ), Ooi Kok Hin (mahasiswa Ilmu Politik Taylors College), Ustadz Dr. Maszlee Malik (Dosen International Islamic University Malaysia (IIUM)) dan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya.
Dalam sambutannya. Ustadz Dr. Maszlee Malik mengatakan event ini adalah event yang mengangkat isu Palestina terbesar di Malaysia yang pernah diikutinya. Dia juga mengatakan rakyat Malaysia selalu bersama rakyat Palestina dalam perjuangan membebaskan negaranya dari cengkeraman negara Israel.
Dalam pidato sambutannya dalam bentuk rekaman video, Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya menyambut para delegasi Global March to Jerusalem yang berasal dari 50 negara lebih. Ucapan salam juga ditujukan kepada rakyat Malaysia yang telah memberikan bantuan dan dukungan terhadap perjuangan rakyat palestina.
Ooi Kok Hin, keturunan China warga negara Malaysia yang beragama Budha dalam sambutannya mengatakan isu Palestina bukan masalah agama saja, tapi juga menyangkut hak asasi manusia, dan tidak hanya politisi saja yang dapat menangani masalah Palestina tapi semua orang bisa melakukannya. Dia menyampaikan pesan, kehadiran para hadirin di event ini menunjukkan kepada rakyat Palestina bahwa mereka tidaklah sendirian, bahwa mereka peduli kepada rakyat Palestina, bahwa ada jutaan orang di seluruh dunia yang mendukung Palestina, oleh karena itu dia menghimbau rakyat Palestina jangan menyerah.
Selain pidato, juga dilakukan teleconference dengan delegasi Malaysia yang tergabung dalam Global March to Jerusalem yang telah berada di Amman untuk melaporkan berita terbaru, penampilan tarian khas Palestina yang dibawakan para mahasiswa Palestina yang belajar di IIUM, pembacaan puisi-puisi oleh anak-anak sekolah, dan persembahan nasyid dan lagu-lagu Islami dan bertema Palestina.
Sebagai penutup, ditampilkan drama yang mengambil tempat di lantai stadion.
Drama yang dimainkan puluhan pemain itu menggambarkan tentara-tentara Israel membunuh rakyat Palestina mulai dari anak-anak yang sedang bermain dan belajar di sekolah hingga orang tua yang sedang menunaikan sholat. Setelah itu, tiba-tiba muncul sekumpulan pria dan wanita yang mengibarkan bendera Palestina. Mereka memainkan peran sebagai delegasi Global March to Jerusalem. Mereka berjalan maju mengepung tentara-tentara Israel. Di akhir drama para tentara Israel tiarap tanda menyerah kalah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Penulis yang mengikuti acara tersebut secara langsung merasakan aura yang kuatakan antusias dan semangat rakyat Malaysia terutama kaum Muslimnya dalam mendukung perjuangan pembebaskan Palestina dari penjajahan negara Zionis-Israel.
Sementara itu, seorang warga Palestina syahid oleh peluru Israel dan diperkirakan lebih dari 100 warga lainnya mengalami luka kemarin Jumat dalam bentrokan yang terjadi di sela-sela aksi Global March Al-Quds di seluruh kota Jerusalem (Al-Quds), Tepi Barat dan Jalur Gaza serta wilayah Palestina jajahan tahun 1948. Dalam aksi ini diperkirakan lebih dari 100 ribu warga Palestina ambil bagian dan kehadiran perwakilan lebih dari 50 Negara di seluruh dunia.
Aksi yang sama juga terjadi di sejumlah kota-kota negara Arab, negara Islam, Eropa.*/Abdullah al-Mustofa, Kuala Lumpur, Malaysia