Hidayatullah.com–Empat warga Palestina gugur pada Jumat (20/07/2018) lalu dalam dua insiden berbeda di dekat buffer zone (kawasan pembatas antara wilayah yang dikuasai penjajah Zionis dan tanah Gaza) Gaza-‘Israel’.
Hal itu diungkapkan Kementerian Kesehatan Gaza. Insiden pertama berlangsung di daerah Khan Younis dan Rafah di selatan Jalur Gaza, di mana tank-tank ‘Israel’ dan pesawat ‘Israel’ menargetkan titik-titik pertahanan Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas, sehingga menewaskan tiga anggotanya.
“Tiga warga Palestina syahid akibat serangan serdadu Zionis. Dua orang syahid di utara Jalur Gaza dan yang ketiga di selatan kota Rafah,” ungkap juru bicara kementerian Ashraf Al-Qidra dikutip Sahabat al Aqsha dari Middle East Monitor, tanpa memberikan nama ataupun umur para syuhada.
Akan tetapi, Brigade Al-Qassam mengidentifikasi mereka yang syahid adalah Shaaban Abu Khater (26), Mohamed Abu Farhana (31) dan Mahmoud Qestha (23).
Insiden kedua berlangsung dalam aksi unjuk rasa “Great March of Return”, dimana seorang pemuda tewas dan 120 lainnya terluka oleh tembakan peluru dan gas airmata ‘Israel’. Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi pemuda yang syahid adalah Mohamed Sherif Badwan (27). Ia ditembak di dada oleh serdadu Zionis, di timur kota Gaza.
Selama hampir empat bulan, warga Palestina di Jalur Gaza melakukan demonstrasi hampir setiap hari di dekat buffer zone Gaza-‘Israel’.
Baca: Brigade Al-Qassam Rilis Video Ulang Tahun Serdadu Israel yang Diculik
Sejak demonstrasi yang dijuluki “Great March of Return” dimulai pada 30 Maret, lebih dari 140 demonstran Palestina gugur – dan ratusan lainnya terluka – oleh tembakan serdadu Zionis.
Demonstrasi itu menuntut “hak untuk kembali” ke rumah-rumah dan desa-desa mereka di Palestina bersejarah, dari mana mereka diusir pada 1948 untuk membuka jalan bagi pendirian negara palsu ‘Israel’.
Mereka juga menuntut diakhirinya blokade 12 tahun ‘Israel’ atas Jalur Gaza, yang telah memusnahkan perekonomian di daerah kantong tersebut dan membuat sekitar dua juta penduduknya sangat kekurangan komoditas dasar.*